Manggarai, NTT- Bunyi rancak gong dan gendang membahana di tengah-tengah halaman kampung Rentung. Puluhan pria bertelanjang dada sama-sama mengenakan celana putih dibalut sarung songket terikat sampai di lutut.
Kepala mereka dipasang pelindung dengan kain disampir sepanjang pundak. Sapu tangan putih yang dihias renda-renda diikat pada dua sisi giring-giring yang tergantung di pinggang. Para pria dewasa itu berjingkrak memutari arena.
Suara pada perisai menandakan para petarung segera menukar peran. Caci menyerang dengan cemeti (larik) sebagai senjata yang dibuat dari irisan kulit kerbau kering sementara lawannya menangkis dengan prisai bundar atau ngiiling yang juga terbuat dari kulit kerbau.
Terkena sabetan ujung cemeti yang pipih sudah pasti menimbulkan luka untuk para pecaci.
Seolah larut dalam sengitnya atraksi, penonton yang memadati arena seolah abai dengan prokes Covid-19. Para penonton berdiri berdesak-desakan. Sedikit sekali yang memakai masker.
Digelar saat PPKM
Pemerintah memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali mulai 21 September – 4 Oktober 2021.
Load more