Jakarta, 03/5 – Seperti halnya umat muslim di seluruh dunia, sebanyak 300.000 umat muslim di Hong Kong juga ikut merayakan bulan suci Ramadhan.
Sebagai kota yang menghargai keragaman, Hong Kong memiliki banyak pilihan tempat makan dan toko halal bagi para wisatawan dan umat muslim lokal.
Hong Kong juga memiliki lima masjid besar yaitu Masjid Kowloon, Masjid Al Ammar, Masjid Jamie, Masjid Chai Wan dan Masjid Stanley; dan sejumlah mushola di berbagai tempat.
Umumnya, selama bulan Ramadhan ini, seluruh aktivitas akan terpusat di masjid, mulai dari berbuka puasa, shalat berjamaah hingga saling berbagi kebutuhan di antara masyarakat setempat. Merunut pada Imam Besar Hong Kong, Muhammad Arshad, situasi Ramadhan di Hong Kong terasa berbeda sejak Pandemi COVID-19 melanda tahun lalu.
Tahun 2020 lalu, masjid ditutup sekitar setengah bulan Ramadhan. Setelahnya, masjid dibuka namun dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, di mana para jamaah diwajibkan menjaga jarak, dan mengenakan masker selama shalat di masjid.
“Ramadhan tahun lalu dan tahun ini memang sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Saat ini, kami masih melaksanakan shalat tarawih di dalam masjid, dengan protokol kesehatan yang ketat termasuk menjaga jarak. Kami pun tidak lagi melakukan berbuka puasa di masjid di mana para jamaah akan membawa makanan dan minuman bukan hanya untuk berbuka puasa namun juga untuk dibagikan ke warga setempat. Sebelum pandemi melanda, di Masjid Raya Kowloon, setiap malamnya, shalat tarawih biasanya akan diikuti sekitar 1.500 sampai 2000 jamaah. Namun saat ini, kami hanya melaksanakannya bersama staf masjid,” ujar Imam Besar Hong Kong, Muhammad Arshad, dikutip dari siaran resmi Hong Kong Tourism Board, Senin.
Pandemi juga memengaruhi restoran halal di Hong Kong dan mengubah strategi bisnis restoran selama Ramadhan.
Load more