Setelah orang tua laki-laki meninggal dunia pada tahun 2008, Yoan yang masih berusia 12 Tahun dirawat oleh saudaranya. Namun, dengan berbagai alasan, dia pindah ke rumah ibu.
”Amanah almarhum ayah, saya bisa satu tempat tinggal bersama ibu, kalau ayah sudah meninggal dunia,” tutur wanita yang punya hobi menari itu.
Saat duduk di bangku SMP, dia mulai menekuni tari-tarian. Kebetulan, salah seorang anggota keluarganya memberikan kesempatan untuknya agar ikut berlatih menarih dan mengikuti sejumlah perlombaan menari di Kota Padangsidimpuan.
Yoan akhirnya beberapa kali menang dalam setiap perlombaan tari di Kota Padangsidimpuan. Dengan bakat dan keterampilannya, Yoan akhirnya menjadi pelatih menari di sebuah sanggar tari di kota Padangsidimpuan ini.
Dia kemudian mulai berpikir untuk lepas dari hidup susah dan berencana mengumpulkan uang Untuk membuka usaha kecil-kecilan.
Bakat Yoan Nasution untuk menjadi pengusaha sudah terlihat sejak dia masih sekolah. Dia mengumpulkan uang jajannya sebagai modal usaha.
Mimpinya itu dimulai pada tahun 2014. Saat itu, dia harus mengumpulkan uang sebanyak Rp3 juta selama 1 tahun demi membuka usaha berjualan kembang api. Namun, usaha tersebut bersifat musiman yang hanya ramai di bulan puasa dan tahun baru.
Load more