Menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah. Tak jarang guru dihadapkan dengan situasi dimana para siswa bosan mengikuti pembelajaran.
Rasa bosan yang menghinggapi para siswa itu tentu tidak semata bersumber dari sifat malas para pembelajar. Bisa jadi, metode atau cara pengajaran guru tersebut memang membosankan.
Berlatar belakang fenomena itu, Dr. Ina Ika Pratita., M.Hum bersama Dr. Edy Sulistiyo, M. Pd dan Dra. Parastuti.,M. Pd asal Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya mencoba mengadakan pelatihan peningkatan pemahaman guru terhadap model pembelajaran problem based learning dan project base learning (PJBL).
Pelatihan tersebut diadakan di SMA Intensif Taruna Pembangunan Surabaya dan diikuti oleh 31 orang guru.
Model pembelajaran PJBL mengajak para guru agar lebih kreatif dalam membuat metode ajar, sehingga siswa dapat mengikuti materi belajar dengan penuh rasa penasaran dan antusias.
1. Bikin PPT jadi Interaktif
Di Indonesia, mengajar menggunakan media PPT atau Power Point sudah amat lazim dari tingkat perguruan tinggi hingga Sekolah Dasar (SD). Namun PPT kerap kali masih digunakan sebagai penyajian teks book yang sangat membosankan.
“Lewat pelatihan ini kami mengajarkan kepada para guru SMA Intensif Taruna Pembangunan Surabaya untuk menggunakan berbagai aplikasi digital seperti Canva agar slide yang dibuat bisa lebih komunikatif dan menarik bagi siswa,” jelas Dr Ina kepada tvonenews.com, Senin (28/11/2022).
2. Ajak Siswa Membuat Project
Namun komunikasi satu arah menggunakan PPT tidaklah cukup. Pemaparan materi hendaknya dilanjutkan dengan project atau tugas yang dikerjakan secara fun (menyenangkan) dan merangsang rasa penasaran.
“Softskills ini bisa diimplimentasikan juga pada kemahiran untuk membuat lembar kegiatan siswa yang menarik, agar tidak terkesan monoton dan membuat malas belajar,” katanya.
3. Terhubung dengan Medsos
Tak dapat dipungkiri, media sosial (medsos) telah menjadi bagian dari kehidupan para siswa hari ini. Seorang guru yang kreatif bisa memanfaatkan medsos sebagai media belajar bagi anak didiknya.
“Sudah banyak contoh guru bahkan profesor yang berhasil membuat konten digital berisi materi pembelajaran yang interaktif hingga diikuti dan di-subscribe jutaan orang,” ujar Dr Ina.
Para guru bisa mengasah softskills mereka sehubungan dengan cara membuat konten yang komunikatif, mengunggah, hingga melakukan optimasi.
“Softskills yang dimiliki para guru ini nantinya bisa ditularkan atau menjadi inspirasi bagi siswa-siswinya,” tukasnya.
Para guru SMA Intensif Taruna Pembangunan Surabaya penerima pelatihan soft skills problem based learning dan project base learning (PJBL) berpose bersama pemateri dari Unesa.
Load more