Dalam “No Time To Die”, jangan lupakan pula sosok agen baru bernama Nomi (diperankan Lashana Lynch). Ia adalah agen MI6 perempuan kulit hitam pertama yang tampil dalam sejarah “maskulinitas laki-laki kulit putih” di film-film James Bond. “Dia kuat, tajam, jenaka, dan berani. Dia lucu, sangat nakal, sangat sarkastik. Saya pikir dia partner yang bagus untuk Bond karena dia bisa sangat serius, terutama ketika dia sedang dalam misi,” kata Lynch tentang karakternya.
Seperti yang telah disinggung di awal paragraf, perdebatan publik mengenai James Bond yang ingin digantikan dengan “Jane Bond” telah menyeruak sebelum “No Time To Die” resmi tayang. Tampaknya film ini telah menjawab kegelisahan publik dan tantangan zaman.
Setelah Bond memutuskan pensiun dari tugas mata-mata MI6, agen Nomi memang menyandang kode sandi 007—yang ikonik melekat pada identitas Bond selama ini—namun pada akhirnya ia mengembalikan kembali kode tersebut kepada Bond segera setelah bergabung kembali dengan MI6 di “No Time To Die”.
Meski Nomi menyandang kode sandi 007, toh posisi sentral James Bond tidak akan tergantikan dan Nomi tidak akan tiba-tiba menjadi “Jane Bond”. Lagi pula, “Itu hanyalah sebuah angka,” tegas Nomi kepada Bond dalam sebuah adegan di “No Time To Die”.
Agen Nomi telah membuktikan dirinya bisa berdiri sebagai karakter yang mandiri dan tanpa bayang-bayang imaji “Bond versi perempuan”. Seperti yang telah dikatakan Craig dan penulis naskah Waller-Bridge, menggugat maskulinitas Bond tak perlu muluk-muluk mengubah Bond secara radikal, cukup tampilkan keberagaman dan kedalaman pada pengembangan setiap karakter di sekitar Bond, terutama pada “Bond Girls”.
Terlepas dari warisan maskulinitas ala Barat, bagaimanapun James Bond adalah James Bond. Ia akan hidup dan abadi dengan formula karakteristik Bond dan tegangan perubahan zaman. Adegan penutup “No Time To Die” juga menimbulkan pertanyaan lain bagi penonton; “Jadi, seberapa abadi James Bond itu?”
Dalam konteks perbincangan literatur, karya fiksi pada hakikatnya adalah abadi. Dengan kata lain, karakter James Bond sejatinya telah abadi sejak Ian Flaming menelurkan novel pertamanya, bahkan seandainya waralaba tak lagi memproduksi karya lanjutan tentang Bond—ia akan tetap hidup selama masih ada orang-orang yang menikmati cerita Bond.
Load more