tvonenews.com - Limfoma atau kanker kelenjar getah bening adalah kanker yang disebabkan oleh sel darah putih yang berubah menjadi ganas.
Sel darah putih memperbanyak diri dengan sangat tidak terkendali pada kelenjar getah bening atau di organ-organ pembentuk sel darah putih.
Limfoma atau kanker kelenjar getah bening dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu Limfoma non hodgkin (LNH) dan limfoma hodgkin (LH).
Kanker kelenjar getah bening merupakan salah satu jenis penyakit yang cukup berbahaya dan termasuk ke dalam salah satu jenis kanker darah.
Mengenal Kanker Kelenjar Getah Bening, Bahaya dan Cara Mengatasinya Menurut Para Ahli Kesehatan. Source: pixabay.com
Kanker kelenjar getah bening adalah jenis penyakit berupa adanya pertumbuhan sel abnormal pada sistem limfatik, yaitu salah satu bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melawan infeksi.
Yang disebut kanker kelenjar getah bening adalah kondisi medis dimana sel-sel sistem limfatik berproliferasi dengan ganas.
Sistem limfatik meliputi area kelenjar getah bening, limfa, timus dan juga sumsum tulang.
Hal ini kemudian akan menyebabkan terjadinya pembengkakan pada organ-organ sistem limfatik tersebut.
Yang menjadi penyebab kelenjar getah bening dalam hal ini adalah sistem limfatik memproduksi sel darah putih yang berfungsi menjaga sistem kekebalan tubuh manusia.
Gejala kanker kelenjar getah bening bervariasi, salah satu di antaranya yaitu pembengkakan organ tubuh tersebut.
Anda bisa mendeteksi secara dini pembengkakan kelenjar getah bening dengan meraba area sekitar leher, selangkangan, dan bagian bawah ketiak.
Namun, hingga kini, belum diketahui secara pasti mengapa sel limfosit bisa berubah menjadi ganas sehingga menyebabkan terjadinya kanker kelenjar getah bening.
Ada juga beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terjangkit kanker kelenjar getah bening.
Faktor risiko ini berbeda-beda berdasarkan jenis kankernya itu sendiri. Adapun faktor risiko kanker kelenjar getah bening berdasarkan jenisnya yaitu sebagai berikut:
1. Limfoma Hodgkin
Limfoma Hodgkin merupakan jenis kanker kelenjar getah bening yang ditandai dengan munculnya benjolan di area leher, lipatan paha, dan bagian tubuh sejenis.
Faktor risiko dari limfoma hodgkin yaitu:
1. Berusia di antara 20-40 tahun hingga di atas 55 tahun
2. Riwayat keluarga kandung yang pernah mengidap jenis kanker limfoma
3. Riwayat terinfeksi virus Epstein-Barr atau EBV
4. Daya tahan tubuh lemah karena infeksi virus HIV atau penyakit autoimun lainnya
5. Berjenis kelamin laki-laki
2. Limfoma non-Hodgkin
Berbeda dengan jenis Hodgkin, limfoma non-Hodgkin disertai dengan munculnya rasa nyeri pada bagian dada, tulang, dan perut.
Faktor risiko dari jenis kanker kelenjar getah bening ini di antaranya:
1. Berusia di atas 60 tahun, namun tidak menutup kemungkinan bisa terjadi pada anak-anak
2. Sering terpapar bahan kimia yang beracun, seperti herbisida dan pestisida
3. Obesitas
4. Riwayat keluarga kandung yang pernah mengidap jenis kanker ini
5. Sistem kekebalan tubuh lemah karena penyakit autoimun tertentu, seperti AIDS, celiac, dan lain sebagainya
6. Memiliki riwayat terkena penyakit leukimia, hepatitis C, dan sejenisnya
Mengenal Kanker Kelenjar Getah Bening, Bahaya dan Cara Mengatasinya Menurut Para Ahli Kesehatan. Source: pixabay.com
Secara umum, tanda yang biasa muncul akibat penyakit kanker kelenjar getah bening adalah sebagai berikut:
1. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening
Gejala yang paling umum terjadi adalah pembengkakan organ sistem limfatik tersebut.
Sel limfosit yang berkembang secara tidak normal akan menumpuk dan membuat kelenjar getah bening itu sendiri membengkak.
Pembengkakan kelenjar getah bening ini umumnya berbentuk bulat, akan bergerak ketika disentuh, terasa lunak dan lembek, dan cenderung tidak akan terasa sakit.
Namun demikian, ada pula pasien yang mengeluhkan rasa sakit pada benjolan ini terutama setelah mengonsumsi minuman beralkohol.
Anda bisa mendeteksi secara mandiri pembengkakan kelenjar getah bening tersebut di sekitar leher, selangkangan, dan bagian bawah ketiak.
Tapi perlu diperhatikan juga bahwa tidak semua pembengkakan kelenjar getah bening diakibatkan oleh kanker.
2. Demam
Kanker kelenjar getah bening akan menghasilkan zat kimia terlarut darah yang membuat suhu tubuh jadi meningkat.
Selain itu, demam sebagai gejala kanker kelenjar getah bening juga bisa membuat penderitanya sering berkeringat di malam hari secara berlebihan.
3. Penurunan Berat Badan Secara Drastis
Bila kanker kelenjar getah bening sudah cukup mengganas, penurunan berat badan secara drastis tanpa alasan tertentu menjadi salah satu gejala dan cirinya.
Gejala ini bisa terjadi karena tubuh akan menggunakan energi dalam jumlah yang besar untuk melawan sel-sel kanker yang ada.
4. Sesak Napas
Gejala lain adalah sesak napas, batuk, serta muncul rasa nyeri di bagian dada.
Pasalnya, pembengkakan kelenjar getah bening terutama di bagian area dada berpotensi menekan saluran pernapasan, seperti bagian paru-paru atau pembuluh darah.
5. Gatal-Gatal pada Kulit
Umumnya, penderita kanker kelenjar getah bening akan merasa sangat gatal terutama di kulit sekitar organ tubuh tersebut.
Rasa gatal pada kulit yang muncul adalah sebuah reaksi dari sistem kekebalan tubuh terhadap sel kanker. Sistem kekebalan tubuh tersebut akan melepaskan zat kimia yang dapat mengiritasi saraf pada kulit.
6. Kelelahan yang tidak kunjung hilang
Kelelahan yang tidak kunjung hilang merupakan akibat metabolisme tubuh yang terganggu karena adanya pertumbuhan sel yang tidak normal dalam tubuh.
7. Demam dan berkeringat pada malam hari
Sel limfoma ini dapat menghasilkan zat kimia tertentu yang meningkatkan suhu tubuh. Menurut Lymphoma Action, limfoma dapat menyebabkan kenaikan suhu tubuh hingga 38°C.
8. Batuk dan sesak napas
Batuk, sesak nafas, bahkan hingga rasa nyeri di bagian dada bisa timbul sebagai gejala kanker getah bening atau limfoma karena adanya pembengkakan kelenjar getah bening di area dada.
Kelenjar getah bening yang bengkak tersebut menekan saluran udara, paru-paru, atau pembuluh darah, sehingga menimbulkan gejala tersebut.
9. Perasaan seperti kenyang di perut
Limfoma juga bisa berkembang di kelenjar getah bening di perut atau sistem limfatik di hati atau limpa.
Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan limpa dan mungkin akan merasakan sakit di bagian tulang rusuk sisi kiri, kembung, atau terasa seperti kenyang meski hanya mengonsumsi sedikit makanan.
10. Pusing, sakit kepala, kejang dan gejala lain
Kondisi tersebut umumnya terjadi bila sel limfoma mulai atau telah menyebar ke otak atau sistem saraf.
Di sepanjang tubuh kita terdapat kelenjar getah bening, dan kita harus mewaspadainya bila ada gangguan pada kelenjar tersebut karena bisa berbahaya jika menjadi gejala adanya kanker.
Kanker kelenjar getah bening juga termasuk salah satu jenis kanker yang ganas dan menyerang sistem limfatik atau pertahanan tubuh.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik dari Primaya Hospital Tangerang, dr. Diah Ari Safitri, SpPD-KHOM, FINASIM menerangkan bahwa pada kanker darah, umumnya gejala yang sering timbul adalah lemas karena anemia, perdarahan karena jumlah trombosit rendah, atau infeksi karena sel darah putih yang kurang.
Namun pada kasus limfoma seringkali keluhan awal yang timbul adalah benjolah pada daerah kelenjar getah bening yang tidak nyeri.
“Kelenjar getah bening berada di seluruh tubuh kita dan bergabung dalam sistem limfatik bersama dengan tonsil, limpa dan timus,” ujar dr. Diah.
Limfoma akan mengenai sel-sel limfosit yang berada pada limfatik, dengan diagnosis yang dipengaruhi oleh keterlibatan jenis sel limfosit.
Pada Limfoma Hodgkin, terdapat sel Reed-Sternberg yang tidak ditemukan pada limfoma jenis yang lain.
“Penentuan tipe limfoma yang tepat sangatlah penting karena berkaitan dengan pilihan terapi yang akan diberikan. Ahli patologi dapat membedakan jenis limfoma berdasarkan pemeriksaan biopsi jaringan,” ujar dr.Diah.
Menurut Dokter Diah Safitri, stadium Limfoma dibagi menjadi 4 tahapan yaitu:
1. Stadium I jika hanya mengenai 1 area kelenjar getah bening
2. Stadium II jika mengenai 2 atau lebih area kelenjar getah bening pada sisi diafragma yang sama
3. Stadium III jika kanker terdapat pada kelenjar getah bening pada kedua sisi diafragma
4. Stadium IV jika kanker telah menyebar ke seluruh tubuh dan mengenai organ di luar kelenjar getah bening (hati, tulang, paru).
Menurut dr. Diah Ari Safitri, SpPD-KHOM, FINASIM terapi kanker atau pilihan pengobatan limfoma ditentukan berdasarkan faktor penyakit, penderita dan ketersediaan obat.
“Yang termasuk faktor penyakit misalnya adalah jenis dan subtipe limfoma, serta stadium limfoma. Faktor penderita meliputi umur, penyakit penyerta lain pada pasien misal jantung, diabetes, serta kondisi penderita secara umum. Sedangkan faktor terakhir adalah ketersediaan obat.” ucapnya.
Terapi pada limfoma ini dapat meliputi pengobatan tunggal atau kombinasi dengan radioterapi, kemoterapi, dan imunoterapi.
Kemoterapi pada kanker kelenjar getah bening merupakan salah satu terapi utama pada pengobatan Limfoma Hodgkin maupun Non Hodgkin.
Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik. Obat yang dimasukkan ke tubuh ini akan masuk ke aliran darah dan beredar ke seluruh tubuh.
“Tujuan dari pemberian kemoterapi pada kanker kelenjar getah bening adalah untuk menghentikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker,” sambungnya.
Efek samping kemoterapi dapat mengenai seluruh tubuh, dan tergantung dari dosis serta jenis obat yang digunakan.
Kemoterapi juga biasanya dilakukan dengan mengikuti suatu siklus. Misalnya pada Limfoma Non Hodgkin, kemoterapi dilakukan setiap 21 hari sekali dan diulang sebanyak 6 kali.
Akan ada juga evaluasi kemoterapi untuk menilai keberhasilan pengobatan kanker dapat dilakukan di tengah dan di akhir program.
Dokter Diah menyatakan, sebelum dilakukan kemoterapi kanker, akan dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan bahwa kondisi penderita cukup siap dalam melakukan kemoterapi.
“Setelah kemoterapi, penderita juga akan diminta datang kembali untuk melakukan pengecekan dan pengendalian efek samping kemoterapi yang timbul,” terang Dokter Diah.
Beberapa efek samping pengobatan ini juga dapat dicegah dengan pemberian obat-obatan sebelum kemoterapi dilakukan.
Meski demikian, masih bisa timbul efek samping lain setelah dilakukannya kemoterapi kanker kelenjar getah bening.
Kesimpulannya, kanker kelenjar getah bening adalah jenis kanker yang dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Apabila merasakan ciri-ciri kanker kelenjar getah bening seperti yang telah disebutkan di atas, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan tepat.
(udn)
Load more