tvOnenews.com – Suka makan nasi dengan dicampur telur? Ternyata kata dr Zaidul Akbar tidak boleh sembarangan.
Menu telur adalah salah satu masakan yang enak tapi mudah dimasak. Sayangnya, banyak yang tak tahu bahwa telur tidak boleh dikonsumsi bersama nasi.
“Makanan yang sederhana tuh seperti apa? Jadi kalau misalkan Ibu Bapak makan dalam satu piring ada nasinya ada kentangnya. Kemudian ada ikan, ikan beneran ya. Ada telurnya kemudian ada tempenya. Kemudian ada sayurnya,” ungkap dr Zaidul Akbar.
dr Zaidul Akbar (sumber: kolase tvOnenews)
Ia menyampaikan bahwa makanan yang baik adalah makanan sederhana dengan menu yang sederhana.
“Itu kita bisa mengatakan terlalu berlebihan, protein yang berlebihan di situ. Ada karbohidrat berlebihan. Jadi, kalau ditanya makanan yang sederhana yang sederhana seperti apa? Yang tidak terlalu banyak ragamnya,” ujar dr Zaidul Akbar.
Rasulullah SAW biasanya mengonsumsi roti gandum dan kuah kari.
“Salah satu makanan kegemaran Rasulullah SAW adalah roti gandum yang dicampur dengan kuah kari. Itu kan sederhana ada karbohidrat, protein, dan bumbu juga. Jadi kalau kita menerapkan pola-pola sederhana dalam keseharian, kalau saya pribadi tidak menyarankan makan nasi,” jelas dr Zaidul Akbar.
Ia juga menyampaikan agar nasi yang dikonsumsi tidak terlalu banyak. Pastikan juga untuk memilih beras organic.
“Kecuali nasi putih yang sifatnya atau mungkin organik, tapi kalau saya lebih memilih nasi putih yang belum terolah dengan terlalu banyak seperti beras coklat,” pungkas dr Zaidul Akbar.
dr Zaidul Akbar Ungkap Makan Nasi dan Telur Tidak Boleh Sembarangan
dr Zaidul Akbar mengatakan bahwa cara makan nasi yang benar adalah cukup dua atau tiga sendok, kemudian dicampur dengan sayur dan sambal.
“Jadi ambil sedikit mungkin dua tiga sendok makan ya bukan centong. Jadi, nasinya gak usah banyak-banyak. Di situ kemudian ada sayur tambah sambal sedikit,” kata dr Zaidul Akbar.
Selain itu, dalam satu piring pastikan untuk tidak mencampur terlalu banyak protein.
“Jadi kalau kita memahami bahwa makanan itu misalkan ikan-ikan itu protein, tempe juga protein maka sebenarnya jangan-jangan dicampur sama gitu. Protein satu jenis saja ikan, telur, atau daging saja,” ungkap dr Zaidul Akbar.
Semakin sederhana menu makanan di dalam piring, maka semakin baik untuk kesehatan tubuh.
“Jadi semakin sederhana yang kita makan maka semakin kesehatan kita akan terjaga. Kalau pun sakit itu akan jauh lebih mudah ngobatinnya,” pungkas dr Zaidul Akbar.
Agar terhindar dari berbagai penyakit, cobalah untuk mengurangi daging olahan seperti burger. Daging burger memiliki kandungan pengawet dan bahan kimia yang tidak bagus untuk tubuh.
“Kalau saya makan burger masalahnya kita bahas, Bapak Ibu pernah lihat gak kandungan burger itu terutama pada dagingnya yang sudah ditambahkan pengawet. Saya pernah baca itu kandungan dari burger itu panjang banget,” tutur dr Zaidul Akbar.
“Dagingnya secuil gitu sisanya itu bahan kimia semua. Jadi kalau Anda membayangkan burger itu kenapa dia gak sehat terlalu banyak bahan kimia. Burger tuh bukan makanan sederhana,” sambungnya.
Seorang jamaah lalu bertanya kepada dr Zaidul Akbar, bagaimana jika ingin makan nasi dicampur dengan telur. Apakah baik untuk kesehatan? Dr Zaidul Akbar pun memberikan jawaban.
“Kalau bicara telur sendiri, sebenarnya kalau telur itu kan protein. Jadi ketika telur itu digoreng sudah terjadi denaturasi telurnya sudah gak sehat,” ujar dr Zaidul Akbar.
Menurutnya, telur yang baik adalah telur dengan protein yang tidak rusak ketika dimasak.
“Jadi kalau mau masak telur itu ada caranya, supaya proteinnya gak rusak. Kalau protein ketemu karbohidrat mungkin nasi kalau menurut keterbatasan pengetahuan saya tidak melihat ada yang bermasalah di situ,” jelas dr Zaidul Akbar.
dr Zaidul Akbar menjelaskan telur yang dimakan bersama nasi harus dimasak dalam keadaan baik. Nasinya juga harus dipastikan nasi organik.
“Kira-kira itu celahnya di mana ya tapi kalau misalkan telurnya dimasak dalam keadaan yang baik sehingga tetap stabil proteinnya. Nasinya adalah nasi yang sifatnya beras-beras sehat dan organik masih tinggi serat. Menurut saya gak apa-apa,” tandas dr Zaidul Akbar.
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, klik di sini.
(rka)
Load more