la melanjutkan, kulit memiliki bentuk pertahanan yang cukup kompleks. Pertahanan pertama disebut flora normal, yaitu bakteri, jamur, dan parasit alami di kulit. Meski mandi dengan berbagai macam perawatan, dalam waktu tiga menit flora normal ini akan kembali.
"Flora normal ini berfungsi menjadi benteng pertahanan terhadap bakteri dan jamur-jamur jahat. Nah, kalau gagal barulah mekanisme sel-sel kulit yang juga kompleks bekerja. Jika gagal dapat menimbulkan efek domino yang akhirnya menimbulkan keluhan atau penyakit," ucap dia.
Dirinya mengutarakan, tidak sedikit pasien yang menyampaikan bahwa kulitnya baik-baik saja meski terpapar polusi udara, karena di awal masih bisa ditangani oleh flora normal. Tetapi, apabila flora normal ini gagal memberikan perlindungan, pasien akan merasakan berbagai keluhan.
"Pertama-tama, keluhannya adalah kulit kering. Ini adalah efek domino pertama dari paparan polusi udara, yakni transepidermal water loss (TEWL) atau jumlah air yang menguap dari kulit akan meningkat. Jadi, kulit akan semakin kering," imbuhnya.
Untuk itu, Benny berpesan agar masyarakat tidak melupakan tiga perawatan dasar pada kulit yakni membersihkan, melembabkan, dan melindungi kulit dari paparan sinar ultra violet.
"Mandi dengan air suam-suam kuku sesuai dengan suhu tubuh, melembabkan dengan pelembab yang tidak mengandung pewangi, dan melindungi kulit dengan tabir surya minimal SPF 30 dan PA++," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menyatakan bahwa KLHK telah menerapkan modifikasi cuaca berupa hujan buatan hingga uji emisi untuk mengatasi polusi udara.
Load more