Jakarta, tvOnenews.com - Salah satu ciri khas yang membuat masakan Jepang berbeda dan unik adalah kehadiran rasa umami, yang memberikan sensasi rasa mendalam dan nikmat.
Rasa ini berbeda dari empat rasa lainnya seperti manis, asam, asin dan pahit.
Umami sering dihubungkan dengan penggunaan monosodium glutamat (MSG). Namun, banyak orang tidak tahu bahwa asam glutamat pertama kali diperoleh dari rumput laut kombu.
Sensasi umami berikutnya yang melengkapi profil rasa gurih berasal dari ditemukannya inosine monophosphate (IMP) dan guanosine monophosphate (GMP) - kedua peptida yang berasal dari ikan laut dalam dan rumput laut. Selain menambah dan melengkapi cita rasa, senyawa alami ini juga bermanfaat bagi kesehatan.
Salah satu jenis asam amino non-esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh adalah glutamat dan glutamin. Glutamat banyak terdapat dalam makanan-makanan seperti miso, kedelai, dan rumput laut, sedangkan glutamin bisa didapatkan dari kelapa, daging dan produk susu.
Kedua asam amino ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, antara lain membantu menjaga sistem imunitas dan meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit.
Endang S. Sunaryo selaku Pengamat Gizi dan Pangan mengatakan bahwa asam glutamat merupakan senyawa yang terdapat secara alami dalam berbagai bahan makanan seperti tomat, keju parmesan, jamur, dan kombu.
Selain itu, MSG juga bisa menjadi pilihan sumber asam glutamat yang memiliki manfaat dalam memperkaya rasa makanan dan mengurangi jumlah pemakaian garam dapur NaCl 30 persen, baik bagi penderita hipertensi yang harus menurunkan konsumsi NaCl.
"Dengan menambahkan asam glutamat dari bahan alami atau menggunakan MSG secara bijak, tentunya dapat membantu meningkatkan kenikmatan hidangan secara alami," jelas Endang S. Sunaryo.
Sebuah bahan penting dalam hidangan Jepang adalah kuah beraroma yang terbuat dari dashi, yaitu kaldu ikan yang dicampur dengan kombu (sejenis rumput laut) dan katsuobushi (ikan tongkol kering). Bahan-bahan ini kaya peptida yang bermanfaat untuk tubuh, khususnya dalam memerangi infeksi virus dan meningkatkan kewaspadaan sel imunitas khususnya sel T.
Selain kaya rasa gurih kompleks yang menjadi ciri khas masakan Jepang, rasa umami juga dapat meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi asupan garam. Dengan demikian bermanfaat bagi penderita penyakit degeneratif khususnya hipertensi.
Bahan-bahan masakan Jepang yang banyak menggunakan produk laut seperti ikan, crustasea, rumput laut dan diimbangi dengan sayuran dan bumbu khas fermentasi miso dan nato selain bergizi juga memperkaya macam kuliner dunia.
Maka menikmati masakan Jepang tidak hanya menyenangkan lidah, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan yang beragam.
Sementara itu, dalam tradisi masyarakat Indonesia, makan masakan lezat memiliki makna filosofis kaya cita rasa karena hadirnya berbagai rempah dan herbal.
Rempah dan herbal tidak hanya memuaskan selera karena menambah kelezatan masakan, tetapi juga spesial karena memiliki banyak kandungan gizi fitokimia di dalamnya seperti antioksidan, oleoresin, minyak atsiri, vitamin dan mineral yang terbukti bermanfaat bagi kesehatan.
Keduanya juga sebagai anti-inflamasi, antiseptik atau antimikroba, efektif dalam meningkatkan sistem imun terutama melawan virus dan bakteri dengan mengaktifkan Natural Killer (Nk), Makrofag dan Netrofil.
Salah satu kekayaan kuliner Indonesia adalah penggunaan bahan-bahan yang kaya akan asam Glutamat, seperti yang terdapat secara alami pada kacang-kacangan, kelapa, susu, daging, ikan dan produk laut, telur, sayuran dan buah.
Bahan baku pendukung gizi seimbang ini akan bertambah lezat dengan hadirnya campuran MSG, IMP dan GMP yang saling memperkaya citarasa gurih.
Ini adalah ciri khas kuliner Indonesia yang berbeda dengan negara-negara lain. Campuran garam dapur dengan bumbu dapur yang terbuat dari rempah-rempah dan herbal serta perisa MSG, IMP dan GMP akan menciptakan sensasi rasa yang luar biasa.
Namun, tetap harus memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi harus secara proporsional dan sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing. Untuk mendapatkan saran yang lebih akurat, sebaiknya konsultasikan dengan ahli gizi atau profesional kesehatan yang kompeten. (ant/mii)
Load more