"Tipe orang memiliki sikap diskriminatif seperti ini biasa disebut audist. Semoga kakak-kakak online-ku bukan golongan audist," kata Surya.
Lelaki yang juga jebolan Institut Teknologi Rochester, New York, Amerika Serikat ini menjelaskan mengapa muncul audism.
"Karena sistem pendidikan dan sosial memisahkan Tuli-HoH dan non disabilitas dalam kehidupan. Kebanyakan orang non Tuli-HoH baru memahami Tuli-HoH pada usia dewasa apalagi belajar bahasa isyarat," tulisnya lagi.
Penyebab lain audism, menurut Surya, adalah karena tidak ada guru Tuli-HoH yang mengajarkan bahasa isyarat di sekolah umum, serta tidak ada pertukaran pelajar di antara sekolah Tuli-HoH dan umum (dengar, bukan normal).
Surya pun mengungkapkan bahwa dia terbiasa mendapat diskriminasi sebagai orang tuli. Usulan-usulannya kerap tidak didengar.
"Yes, ini sudah biasa. Biasanya orang dengar lebih mendengarkan orang dengar dibanding orang Tuli-HoH," ujarnya.
Itulah sebabnya dia mengubah strategi untuk menyampaikan pesan dan pemikirannya ke orang dengar kepada "Deaf Ally" atau orang-orang bersama komunitas tuli.
Load more