Jakarta - Akademisi yang juga praktisi klinis dari Universitas Indonesia Prof Ari F Syam mengatakan bahwa debu vulkanik Gunung Semeru di Jawa Timur dapat menyebabkan infeksi pernafasan.
“Efek dari terhirup debu juga bisa muncul dua minggu setelah debu tersebut bertahan dalam sistem pernafasan kita, sehingga menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan bawah,” ujar Ari di Jakarta, Senin (6/12/2021).
Dia menambahkan jika kandungan silika terus bertahan di paru-paru dalam jangka panjang, akan menyebabkan silikosis yakni suatu kondisi yang pada akhirnya membuat fungsi paru akan menurun.
Debu tersebut bisa secara langsung menyebabkan gangguan kesehatan pada mata, kulit maupun saluran pernafasan.
“Fakta yang ada saat ini, memang bahwa debu vulkanik akan menyebabkan perih pada mata dan menimbulkan gangguan pernafasan berupa batuk dan sesak nafas. Pada kulitpun menyebabkan gatal-gatal jika kita terpapar debu vulkanik ini. Debu vulkanik telah menyebabkan jalan-jalan raya di beberapa kota seputar Semeru menjadi licin dan berlumpur setelah hujan tiba dan menyebabkan beberapa kecelakaan,” jelas dia.
Dia menambahkan pertanyaan seputar dampak akan debu itu harus dijawab, serta dilakukan survei kesehatan dan observasi yang terus menerus di rumah sakit dan tempat-tempat pengungsi mengenai kasus-kasus penyakit yang ditemukan.
Sampai sejauh ini jumlah korban meninggal 13 orang dan korban luka umumnya karena luka bakar, akibat semburan debu panas dari erupsi Gunung Semeru.
Load more