Jakarta, tvOnenews.com - Ahli mikrobiologi klinik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Nia Krisniawati buka suara soal heboh konsep penyakit X yang viral disebut lebih parah dari pandemi Covid-19.
Menurutnya, masyarakat mesti diberi pemahaman mengenai konsep penyakit X yang bakal dihadapi dunia.
"Masyarakat harus paham konsep disease (penyakit) X itu apa. Itu bukan sedang terjadi, melainkan merupakan persiapan kita menghadapi pandemi yang lebih hebat dari COVID-19," kata Nia Krisniawati, Senin (4/3/2024).
Dia menuturkan ketika pandemi yang diketahui dan lebih hebat dari Covid-19, masyarakat sudah lebih siap menghadapi hal tersebut.
Menurut dia, masyarakat perlu diberi pemahaman mengenai konsep penyakit X agar tidak salah diartikan nantinya.
"Itu bukan merupakan penyakit yang ada dan akan menyebar, tapi itu merupakan suatu konsep di mana kita ini melakukan persiapan, baik itu kesiapan global dari sumber dayanya, kemudian infrastrukturnya, rumah sakit, pengembangan penelitian, kemudian vaksin, dan lain-lain," jelasnya.
Oleh karena itu, Nia menuturkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) perlu menyosialisasikan konsep penyakit X tersebut secara masif kepada masyarakat.
"Kemenkes perlu menyosialisasikan karena bagi masyarakat yang enggak paham pasti akan berpikir virus apa lagi ini. Padahal disease X merupakan sebuah konsep saja, bagaimana caranya kita menghadapi pandemi berikutnya kalau seandainya ada virus yang lebih hebat dari SARS-CoV-2 (Covid-19)," katanya.
Selain itu, Nia mengatakan penyakit X hanyalah sebuah konsep yang sudah dibicarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan hingga saat ini patogen penyebabnya belum diketahui.
Dia menuturkan dalam pembicaraan WHO yang sudah muncul sejak tahun 2018 tersebut, penyakit X semacam hipotetis, bukan hipotesis, terkait dengan cara menghadapi pandemi berikutnya.
"Kemarin, kan kita sudah kena pandemi Covid-19 yang memang itu baru, belum pernah ada. Kemudian untuk penanganannya, penanggulangannya, bahkan vaksinnya itu 'kan memang saat itu kena, baru kita mengadakan R&D," jelasnya.
Nia menegaskan penyakit X tersebut diangkat oleh WHO sebenarnya sebagai langkah persiapan untuk menghadapi pandemi yang patogennya sama sekali belum diketahui.
Menurut dia, patogen yang potensial menyebabkan pandemi tersebut cukup banyak, sedangkan penelitian dan pengembangannya masih sedikit.
"Jadi, enggak semuanya, contohnya kayak Ebola, kemudian larva virus Zika. Itu sudah ada, cuma research and development-nya itu, kan memang masih dalam tahap pengembangan untuk vaksinnya dan lain-lain," kata dosen Fakultas Kedokteran Unsoed itu.
Oleh karena itu, Nia menuturkan penyakit X dicetuskan untuk mencegah potensi pandemi di masa depan yang belum diketahui patogennya, sehingga perlu dilakukan berbagai persiapan seperti pengembangan vaksin, pengobatan, dan peningkatan kapasitas rumah sakit.
Bahkan, lanjut dia, penyakit X disebut-sebut bisa menyebabkan kematian hingga 20 kali lebih banyak dari Covid-19.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan penyakit X tersebut sudah dibahas dalam Forum G20 tahun 2023 dan telah melahirkan kerja sama internasional untuk melakukan penelitian serta pengembangan lintas negara.
"Kalau enggak salah, dana untuk wabah yang memang diperkirakan akan ada setelah COVID-19 itu memang sudah dipersiapkan dalam Forum G20," katanya.(ant/lpk).
Load more