Jakarta, tvOnenews.com - Tahukah Kamu, jika sakit maag bisa diatasi dengan memperbaiki gaya hidup dan menjaga berat badan.
Menurut Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Muhammad Firhat Idrus, SpPD, K-GEH, pemicu utama masalah pencernaan adalah gaya hidup.
"Pemicu utamanya gaya hidup, jadi bisa sembuh atau tidak, kalau gaya hidupnya bisa kita perbaiki GERD atau dispepsia ini bisa hilang," kata dr. Muhammad Firhat Idrus, SpPD, K-GEH dalam diskusi kesehatan yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
"Tapi, apakah kemudian hari bisa kambuh kalau gaya hidupnya begitu lagi, ya bisa aja," ia menambahkan.
Firhat Idrus menambahkan, Gastroesophageal reflux disease (GERD), atau yang dikenal sebagai sakit maag, terjadi karena ketidakseimbangan dalam produksi asam lambung.
Pemicu keluarnya asam lambung seperti makanan pedas, bersantan, berminyak, dan berlemak apabila dikonsumsi secara berlebihan akan membuat lambung tidak cukup kuat menahan asam yang ada di dalam dan akhirnya menyebabkan nyeri atau asam lambung naik sampai ke kerongkongan.
Benar, ketika asam lambung naik hingga mencapai kerongkongan, bisa menyebabkan komplikasi seperti suara menjadi serak dan batuk yang sering. Jika asam lambung sampai ke mulut, bisa menyebabkan erosi dan kerusakan gigi.
Firhat mengatakan, sebaiknya mengonsumsi sumber protein seperti ayam, ikan, atau telur yang direbus dan memperbanyak konsumsi sayuran untuk menghindari sakit maag.
Tak hanya itu, Ia juga mengingatkan bahwa mengonsumsi makanan secara berlebihan bisa menyebabkan kenaikan berat badan atau obesitas, dimana kondisi tersebut dapat mempengaruhi kondisi lambung.
"Makan yang berlebihan juga dapat menyebabkan obesitas, yang membuat jaringan lemak menekan lambung sehingga memperberat naiknya asam lambung," kata Firhat.
Di samping itu, ia mengatakan, kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok bisa menyebabkan lambung sakit sehingga sebaiknya dihindari.
Penderita sakit maag yang ingin mengonsumsi obat saat berpuasa, ia mengatakan, sebaiknya terlebih dulu berkonsultasi dengan dokter.
"Kalau memulai, menghentikan, atau menambah dosis lebih baik berkonsultasi dengan dokter. Kalau penggunaan obat sekali sehari saat sahur bisa dilakukan tapi lebih baik ke dokter," katanya. (ant/mii)
Load more