tvOnenews.com - Lutut sering sakit-sakitan, dr Zaidul Akbar sarankan lakukan cara ini untuk mengatasinya.
Ketika memasuki masa lansia, biasanya banyak masalah kesehatan yang akan dialami. Salah satunya terjadi masalah pada tulang atau persendian.
Orang yang sudah menginjak lansia biasanya memang lebih sering mengalami nyeri sendi karena memang kemampuan tulangnya sudah menurun.
dr Zaidul Akbar. Sumber: YouTube dr. Zaidul Akbar Official
Tak hanya itu, masalah tulang dan persendian baisanya juga dialami oleh orang-orang dengan berat badan berlebih.
Untuk mengatasi nyeri sendi atau lutut sakit-sakitan, dr Zaidul Akbar menyarankan untuk mengatasinya dengan cara alami terlebih dahulu.
Sebab, jika langsung datang berobat ke dokter biasanya akan langsung diberi obat pereda nyeri untuk menghilangkan nyerinya.
Bahkan, saat ini sudah ada metode medis yang digunakan untuk mengganti tempurung lutut dengan tempurung buatan.
Menurut dr Zaidul Akbar, salah satu cara untuk mengatasi lutut yang sakit-sakitan yakni dengan menurunkan berat badan.
"Padahal kalau Anda pahami, tulang betis atau tulang paha bawah itu tumpuan beban. Jadi kalau mau mengurangi nyerinya, bukan minum obat anti nyeri, tapi turunin berat badan," ujar dr Zaidul Akbar.
dr Zaidul Akbar. Sumber: YouTube dr. Zaidul Akbar Official
Sebab, kelebihan berat badan akan menyebabkan terjadinya peradangan, salah satunya peradangan pada sendi.
Maka, salah satu cara untuk mencegah terjadinya peradangan sendi yaitu dengan menurunkan berat badan atau mengubah lemak dalam tubuh menjadi energi.
"Kelebihan berat badan itu kan lemak, kalau lemak itu digunakan untuk bahan bakar, maka efeknya luar biasa. Dia akan memperbaiki sistem tubuh kita," kata dr Zaidul Akbar.
"Sehingga kalau lemak itu dijadikan bahan energi tubuh, maka InsyaAllah kita akan sangat berenergi. Asal mau menikmati prosesnya dulu," sambungnya.
Menurut dr Zaidul Akbar, agar lemak menjadi energi, maka jangan beri asupan bahan yang bisa merubah gula menjadi glikogen.
Salah satu cara untuk menggunakan lemak dalam tubuh agar menjadi energi adalah dengan puasa.
Puasa yang bisa dilakukan bisa sepanjang 16 jam, 20 jam, maupun 24 jam.
dr Zaidul Akbar. Sumber: YouTube dr. Zaidul Akbar Official
Puasa 24 jam yang dimaksud, misal sahur pukul 04.00 WIB kemudian puasa hingga pukul 18.00 WIB, tapi saat berbuka hanya makan kurma dan air.
Kemudian puasa makan berat sampai pukul 04.00 WIB atau subuh.
"Jadi ketika Anda puasa, Anda berbuka, lalu makan kurma dan air. Tapi jangan makan dulu, diperpanjang puasanya. Tapi boleh minum," ujar dr Zaidul Akbar.
Menurut dr Zaidul Akbar, ternyata makan malam itu salah satu penyebab tingginya kadar gula atau bermasalahnya pankreas.
Dokter Zaidul Akbar mengatakan, ada sebuah penelitian di mana dua orang diberi makan dengan kalori yang sama.
Satu orang diberikan siang hari dan satu orang diberikan pada malam hari.
Dan ternyata orang yang diberi makan pada malam hari gula darahnya jauh lebih tinggi peningkatannya.
Hal itu karena pada malam hari tubuh sudah berhenti beraktivitas, sehingga makan malam lebih baik tidak makan yang berat.
(gwn)
Load more