tvOnenews.com - Ikuti cara tidurnya Nabi Muhammad SAW dan konsumsi makanan ini untuk meningkatkan kualitas tidur menurut dr Zaidul Akbar.
Tidur menjadi salah satu cara untuk mengistirahatkan tubuh setelah beraktivitas seharian.
Setiap orang memerlukan tidur agar tubuh tetap sehat dan bugar.
Namun, masalah pada tidur menjadi hal yang banyak dialami oleh orang dewasa.
Terlebih, bagi seorang yang memiliki beban pekerjaan atau masalah hidup yang begitu rumit.
Dalam Islam, tidak ada ketentuan jam tidur, namun waktu tidur Rasulullah SAW bisa dijadikan sebagai contoh.
Dalam Islam tidak ada ketentuan berapa lama waktu tidur, tetapi ada waktu tidur Rasullulah yang bisa dijadikan contoh.
Lantas, seperti apa tidur yang berkualitas sesuai contoh Rasulullah SAW? Simak penjelasan dr Zaidul Akbar berikut ini.
Mungkin kita pernah mendengar quotes "Orang sukses itu tidurnya sedikit".
Menanggapi quotes tersebut, dr Zaidul Akbar mengatakan hal itu memang benar.
Tapi, jika tidur atau tidak tidurnya itu ditujukan untuk Allah SWT.
Dokter Zaidul Akbar mengatakan, para ulama juga sedikit tidur. Waktunya digunakan untuk membaca Al-Quran, menulis buku, memberi kajian, dan lainnya.
Jika tidak tidur hanya karena urusan dunia, dr Zaidul Akbar menyarankan untuk lebih baik tidur, sesuai sunnah Rasulullah SAW.
"Ulama-ulama besar tidurnya juga sedikit, tapi mereka baca Qur'an, ngarang buku, ngasih kajian," ujar dr Zaidul Akbar.
"Kalau sekedar tidak tidur karena urusan dunia, mendingan tetap tidur mengikuti sunnahnya Nabi SAW," lanjutnya.
Tidur yang Dilakukan Rasulullah SAW
Dokter Zaidul Akbar menjelaskan, tidur yang dilakukan Nabi Muhammad SAW yang pertama adalah tidur siang.
Ada yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW tidur sebelum dzuhur.
Ada pula yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW tidur setelah dzuhur.
Intinya adalah, Rasulullah SAW tidur siang selama tidak lebih dari 15 menit.
Kemudian, Rasulullah SAW tidur lagi yaitu tidur malam ba'da isya.
Setelah itu bangun tengah malam dan mengerjakan ibadah sampai waktu subuh.
Di antara waktu subuh sampai iqomah biasanya ada jeda lumayan panjang, biasanya Rasulullah SAW tidur lagi.
Namun bukan tidur yang terlelap, hanya tidur untuk istirahat.
"Jadi kurang lebih seperti itu gambaran tidurnya Nabi yang harus kita contoh," kata dr Zaidul Akbar
Namun, jika memang ada kebutuhan atau urgensi yang membuat tidak tidur, maka disilahkan untuk tidak tidur.
Tapi, jika ditujukan untuk ibadah, maka sebaiknya minta kepada Allah SWT salah satunya dengan berdoa, agar dicukupkan waktu tidur, sehingga bisa beribadah dengan optimal.
"Jadi untuk orang-orang yang begadang itu tidak di syariatkan dalam Islam, kecuali untuk urusan agama," kata dr Zaidul Akbar.
"Jadi saran saya ikuti tidurnya Nabi saja," lanjutnya.
Jika ingin tubuh tetap bugar meski sedikit tidur, maka dr Zaidul Akbar menyarankan untuk mengurangi konsumsi karbohidrat simplex.
Contoh makanan karbohidrat simplex yaitu tepung dan nasi.
Selanjutnya mengganti makanan karbohidrat simplex menjadi karbohidrat kompleks dan memperbanyak makan makanan yang bersifat antioksidan. (gwn)
Load more