Depok, Jawa Barat - Dokter dari divisi psikosomatik dan paliatif FKUI-RSCM dr. Hamzah Shatri, SpPD, K-Psi, M.Epid menuturkan bahwa pandemi Covid-19 varian omicron berhubungan dengan peningkatan terjadinya gangguan psikosomatik.
"Gangguan ini dapat terjadi pada mereka yang terinfeksi virus maupun yang tidak. Rasa khawatir akan tertular, khawatir mengenai stigma, pengalaman pandemi, isolasi sosial merupakan beberapa faktor yang dapat menimbulkan gangguan psikosomatik saat pandemi," kata dokter Hamzah dalam keterangan tertulis yang diterima di Depok, Jawa Barat, Jumat (11/2/2022.
Pada Simposium Awam bertajuk “Manajemen Panik Akibat Covid-19 Varian Omicron dengan Telemedicine” Hamzah mengatakan pengabaian masalah psikosomatik akibat pandemi dapat memperparah kondisi tubuh sehingga gangguan ini perlu segera ditangani.
Terdapat beberapa opsi terapi non farmakologi pada gangguan psikosomatik, diantaranya adalah psikoterapi suportif seperti perawatan diri, terapi relaksasi, cognitive behaviour therapy, dan olah raga.
"Masalah psikis bukanlah masalah kecil. Diperlukan dukungan psikologis dan sosial baik untuk masyarakat, keluarga, maupun individu,” ujar dr. Hamzah pada sebuah simposium yang digelar Divisi Psikosomatik dan Paliatif Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia–Rumah sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM).
Dalam penanganan masalah psikologis itu, menurut dia, diperlukan kerja sama yang baik antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan untuk hasil yang maksimal.
Ia menambahkan bahwa simposium ini merupakan salah satu bentuk dukungan kepada masyarakat dalam bentuk edukasi.
Load more