"Kalau orang Indonesia masih punya BPJS, kalau yang begitu (orang asing) bagaimana itu, yang artinya butuh penanganan. Itulah, kenapa Yayasan Bali Bersama Bisa, justru teman-teman dari komunitas yang terpinggirkan itu, salah satunya membuat saluran pencegahan bunuh diri," jelasnya.
Sementara, untuk di tahun 2022 data bunuh diri belum ada karena data tersebut dikumpulkan dalam satu tahun sekali. Namun, bila melihat pemberitaan sudah ada sekitar 7 orang yang bunuh diri di Bali.
"Kalau 2022 belum, tetapi kita lihat seminggu ini ada tujuh paling tidak yang masuk berita dalam seminggu ini. Dan itu, juga bervariasi umurnya ada yang sudah lansia, dan profesinya macam-macam. Artinya, risiko bunuh diri bisa terjadi kepada semua orang," ujarnya.
Sementara, untuk penyebab bunuh diri menurutnya tidak ada faktor tunggal bukan hanya karena faktor ekonomi atau faktor asmara dan faktornya adalah kompleks.
"Tapi gabungan dari semua (masalah). Faktor luarnya adalah masalah yang mereka hadapi. Kalau, misalnya lansia sebenarnya karena mengalami penyakit kronis jadi kalau BPJS menanggung secara fisik tetapi rupanya kesehatan jiwanya yang perlu dilakukan. Cuci darah tapi tetap depresi dan meninggalnya bunuh diri," ujarnya.
"Atau kalau usia produktif ada gabungan masalah ekonomi, masalah keluarga, angka perceraian dan perselingkuhan, kan meningkat selama pandemi ini. Termasuk, kekerasan dalam rumah tangga. Jadi gabungan juga faktor kepribadian menghadapi masalah yang belum baik," ujarnya. (Aris Wiyanto/act)
Load more