Kesepian juga dinilai menjadi salah satu penyebab peningkatan resiko demensia di hari tua. Dikutip dari healtline, saat ini lebih dari 45 juta orang di dunia mengidap demensia.
Salah satu gejala awal demensia adalah penurunan kognitif, penurunan bertahap dalam fungsi tingkat tinggi seperti memori dan pemecahan masalah. Para peneliti menemukan bahwa kesepian menyebabkan fungsi eksekusi yang lebih buruk (pengambilan keputusan, perencanaan, dan logika).
Studi yang dirilis oleh para peneliti ini melibatkan 8.300 orang dewasa berusia 65 tahun atau lebih selama rentang 12 tahun. Setiap dua tahun, para peserta datang untuk tes memori. Para peneliti juga mengukur usia, jenis kelamin, ras, kekayaan, pendapatan, kondisi kesehatan, kekuatan jaringan sosial, dan tingkat depresi.
Satu dari enam peserta melaporkan sering merasa kesepian. Dari individu yang kesepian ini, hampir setengahnya mengalami depresi tingkat tinggi. Selama 12 tahun, para peneliti mengatakan orang yang kesepian mengalami penurunan kognitif pada tingkat 20 persen lebih cepat daripada orang yang tidak kesepian.
Dengan pemindaian MRI, para peneliti menemukan bahwa kesepian meningkatkan cedera materi putih pada otak dan mengurangi volume otak, yang merupakan gejala awal demensia. Oleh karena itu, kesepian terlibat dalam tahap awal penurunan kognitif dan mempercepat perkembangan demensia.
Meskipun studi ini tidak menggali mekanisme biologis tentang bagaimana kesepian dan penurunan kognitif saling terkait, peneliti merencanakan studi lanjutan. Namun, studi ini menduga keterkaitan tersebut mungkin bukanlah menjadi penyebab, melainkan dua gejala dari akar masalah yang sama.
Menurut peneliti, kesepian mungkin merupakan salah satu tanda atau gejala adanya stres. Jika stres psikososial adalah sesuatu yang dialami seseorang, mereka mungkin akan mendiagnosanya sebagai kesepian. Hal tersebut dapat diasosiasikan dengan masalah kesehatan seseorang.
Load more