Stres psikososial tidak jauh berbeda dengan bentuk stres lainnya, seperti kelaparan, kurang tidur, atau kekerasan fisik. Segala bentuk stres, pada akhirnya, membawa efek yang sama di otak.
Peneliti menyebutkan bahwa stres memiliki efek pada otak dan juga dapat meningkatkan peradangan yang berefek pada kesehatan masyarakat. Hal ini dapat menjelaskan mengapa banyak konsekuensi kesehatan yang merugikan dari rasa kesepian dan depresi, termasuk resiko demensia di hari tua.
Faktor genetik berperan
Selain faktor stres dan kesepian, para peneliti juga memantau pengaruh faktor resiko kesepian dan resiko demensia. Dalam jurnal Neurology pada 7 Februari 2022, para peneliti Amerika Serikat yang tergabung dalam Framingham Study mengatakan dalam beberapa studi sebelumnya, alel apolipoprotein E gene (APOE ε4) dikaitkan dengan risiko demensia yang lebih tinggi.
Tapi, pada partisipan di bawah 80 tahun yang tak memiliki APOE ε4, kesepian meningkatkan risiko demensia hingga tiga kali lipat. Lemahnya pengaruh APOE ε4 dalam hubungan antara kesepian dan demensia pada partisipan berusia 79 tahun ke atas diduga akibat faktor genetik, dan usia yang lebih mungkin menyebabkan demensia.
Meskipun dari penelitian di atas indikator awal demensia masih samar, maka hubungan antara kesepian dan resiko demensia masih harus diteliti lebih dalam lagi. Namun, jika dilihat dari penelitian tersebut, kesepian dapat meningkatkan resiko demensia. Maka penting untuk menangani masalah kesepian agar tidak dapat meminimalisir resiko demensia.(awy)
Load more