Jakarta - Mitos dan fakta seputar pemberian ASI eksklusif banyak beredar di masyarakat, salah satunya adalah masih ada yang berpikir bahwa air susu ibu tidak cukup mengenyangkan bagi bayi.
dr. Utami Roesli, SpA.,MBA, FABM., dokter spesialis anak lulusan Universitas Padjadjaran menjelaskan, ada banyak mitos-mitos menyesatkan yang dipercaya oleh para orang tua khususnya nenek dan kakek. Menurut dr. Utami, edukasi atau pemberian informasi kepada para nenek sangat berperan penting sebagai bentuk dukungan agar bayi bisa mendapat ASI eksklusif.
Mitos yang paling sering beredar di masyarakat adalah ASI saja tidak cukup sehingga harus ditambah dengan makanan seperti pisang dan susu formula pada usia 6 bulan pertama. "Faktanya produksi ASI sesuai dengan pengeluaran ASI, demand and supply. Jadi semakin dikeluarkan, semakin diproduksi. Meningkatkan produksi ASI juga dengan menyusui dan memerah ASI bukan dengan minum susu ibu menyusui," ujar dr. Utami dalam webinar pada Sabtu.
Mitos tersebut juga diperkuat dengan anggapan bahwa ketika bayi menangis setelah menyusui, berarti masih lapar dan gizinya kurang sehingga perlu ditambah dengan makanan lain. Menurut dr. Utami, bayi menangis tidak selalu karena lapar, bisa saja ada faktor lain seperti diapers-nya yang tidak nyaman, ingin digendong dan lainnya. "Perhatikan tanda kalau bayi sedang lapar, dia akan menjulurkan lidah kayak melet-melet, mengecap-ngecap, kepalanya seperti mencari-cari puting. Jadi kalau nangis setelah menyusui bukan karena lapar," jelas dr. Utami.
Mitos selanjutnya adalah bayi perlu dilatih minum dengan dot sebelum sang ibu masuk kerja. Faktanya adalah memperkenalkan dot pada bulan pertama dapat menyebabkan kesukaran menyusui atau bingung puting.
Hal salah kaprah lain yang dipercaya oleh ibu dan orang tua adalah harus menghindari minum kopi, seafood dan makanan pedas. Ibu juga wajib minum susu khusus ibu menyusui supaya produksi ASI banyak. "Yang enggak boleh itu minuman keras dan rokok, karena apa? Dikatakan bahwa ketuban bayi itu rasanya seperti makanan ibunya. Gampangnya, ketuban sapi rasanya rumput, ketuban macam ya rasa daging," kata dr. Utami.
"Jadi memang sudah dibiasakan makan makanan yang sama dengan ibunya. Misalnya kita menyusui bayi bule, kita makan sambel ya bayi bule akan mencret," lanjutnya.
Load more