Banyak orang terkadang berpura-pura sakit untuk menghindari sesuatu, atau mengambil cuti sakit hanya untuk melakukan hal yang dilakukan.
Namun, penderita factitious disorder berpura-pura sakit tanpa alasan yang jelas. Sebaliknya, para ahli percaya kondisi ini sebagian besar berkaitan dengan rasa ingin diperhatikan orang lain. Factitious disorder juga dianggap sebagai cara mengatasi stress dalam kehidupan sehari-hari.
Factitious disorder merupakan sebuah kondisi kesehatan mental akut yang membuat penderitanya berpura-pura sakit atau melebih-lebihkan rasa sakit. Dikutip dari Healthline, gejala dari factitious disorder antara lain:
Terkadang, gejala tersebut menggambarkan gejala sebenarnya seperti:
Beberapa orang dengan kondisi ini juga membuat gejala nyata dengan melakukan hal-hal seperti:
Penyebab dan faktor risiko
Para ahli tidak tahu banyak tentang seberapa umum factitious atau apa penyebabnya, bahkan sebagian karena sulit untuk diidentifikasi. Orang yang hidup dengan kondisi ini sering enggan mendiskusikan gejala mereka atau berpartisipasi dalam penelitian.
DSM-5 memperkirakan sekitar 1 persen orang yang menerima perawatan rawat inap di rumah sakit dapat memenuhi kriteria diagnostik untuk factitious disorder. Tetapi penelitian tahun 2022 menunjukkan bahwa gejala tersebut sering tidak terdiagnosis.
Para peneliti pun belum menemukan kesimpulan apa pun tentang apa yang menyebabkan kondisi ini. Beberapa teori kunci telah muncul:
Pengobatan
Para profesional kesehatan mental umumnya berfokus pada menawarkan kasih sayang dan bekerja untuk mengembangkan terapi hubungan yang baik.
Alih-alih mempermalukan, menghakimi, atau menuduh orang dengan kondisi tersebut, mereka akan memvalidasi perasaan kesepian anda atau kebutuhan akan kasih sayang dan dukungan emosional.
Menginginkan kasih sayang dan perhatian dari seseorang sama sekali tidak salah, terutama bagi orang yang selama ini sering diabaikan dan tidak diperhatikan. Seorang terapis dapat menawarkan konseling dengan mengeksplorasi cara yang lebih efektif untuk berkomunikasi dan mengkomunikasikan kebutuhan seseorang dengan factitious disorder.
Selain itu, dukungan dari anggota keluarga sangat dibutuhkan sehingga terapis akan melibatkan anggota keluarga untuk membantu penyembuhan.(awy)
Load more