Pengunjung objek wisata terapi garam Kugar Pendowo Limo, Raminah (65) yang datang dengan lima orang temannya mengaku sudah merasakan khasiat terapi garam.
"Kaki sama tangan saya gatal-gatal nggak sembuh-sembuh. Lalu dengar dari tetangga nyuruh saya terapi garam di sini. Alhamdulillah sembuh, ini sudah ketiga kali saya terapi," ujar Raminah, warga Desa Kedungkamal, Kecamatan Grabag.
Berbeda dengan Mbah Raminah, temannya, Asmariyah, memiliki keluhan asam lambung. Ia pun rutin beberapa kali menjalani terapi garam.
"Asam lambung saya jadi sembuh, nggak sakit lagi. Namanya orang berusaha cari obat itu kan berbagai cara, kebetulan dengan terapi garam ini, asam lambung saya tidak kumat lagi," ungkap Asmariyah.
Kandungan natrium pada garam di Desa Patutrejo ini memang tinggi. Hal itu diketahui dari hasil lab Sucofindo yang diajukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Perikanan (DLHP) Kabupaten Purworejo.
"Berdasar hasil uji lab Sucofindo, kandungan Natrium (Na) pada garam di sini (Pantai Jetis) 97,49%. Untuk Bittern-nya juga lernah dianalisis oleh tim dari UGM, tapi hasilnya belum dipublikasikan. Dari uji bakteri non kimia bittern, sama sekali tidak ditemukan makhluk mikroorganisme. Makanya bagus digunakan untuk disinfektan," jelas Kabid Perikanan DLHP, Suyud Jatmiko.
Selain natrium yang baik untuk kesehatan manusia, magnesium yang ada dalam garam di Jetis baik untuk konsumsi ikan atau udang.
"Magnesium bisa meningkatakan nafsu makan udang dan ikan. Juga membantu proses molting (ganti kulit) saat proses pertumbuhan udang dan ikan," lanjut Suyud. (Esa/Buz)
Load more