Di Republik Demokratik Kongo yang memiliki hutan lebat, lebih dari 1.200 kasus telah dilaporkan dalam satu tahun ini dan 57 orang meninggal -- tercacat sampai 1 Mei 2022, menurut WHO.
Penularan virus cacar monyet dapat terjadi melalui kontak erat dengan hewan atau manusia atau benda yang terkontaminasi virus. Baik melalui darah, air liur, cairan tubuh, lesi kulit, hingga droplet pernapasan.
Dikutip dari laman kemenkes, masa inkubasi cacar monyet adalah 6 sampai 16 hari, namun dapat mencapai 5 sampai 21 hari. Fase awal gejala yang terjadi pada 1-3 hari yaitu demam tinggi, sakit kepala hebat, limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas.
Pada fase erupsi atau fase paling infeksius akan terjadi ruam atau lesi pada kulit yang biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Secara bertahap mulai dari bintik merah seperti cacar makulopapula, lepuh berisi cairan bening (blister), lepuh berisi nanah (pustule), kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.
Upaya Pencegahan Cacar Monyet
Kementrian Kesehatan Indonesia (Kemenkes) hingga saat ini melaporkan kasus cacar monyet belum ditemukan di Indonesia. Kendati demikian mereka tetap melakukan tindakan preventif terhadap penyakit tersebut.
Beberapa upaya juga telah dilakukan yakni dengan mengeluarkan Surat Edaran NOMOR: HK.02.02/C/2752/2022 Tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Monkeypox di Negara non Endemis.
Load more