Vaksin Nusantara dikembangkan dengan pendekatan sel dendritik. Cara kerjanya, setiap orang akan diambil sampel darah untuk kemudian dipaparkan dengan kit vaksin yang dibentuk dari sel dendritik.
Selanjutnya, sel yang telah mengenal antigen akan diinkubasi selama 3-7 hari.
Hasilnya akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut diharapkan akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS CoV-2.
Untuk diketahui, hasil uji klinis I dan II Vaksin Nusantara merupakan uji klinis yang pertama masuk jurnal medis internasional dengan kerja sama Indonesia dan Amerika.
Sebelumnya, pengembangan Vaksin Nusantara juga telah diterbitkan di jurnal yang sama dengan tajuk \'Dendritic cell vaccine as a potential strategy to end the Covid-19 pandemic. Why should it be Ex Vivo?\' yang dirilis 26 Mei 2022 lalu.
Menanggapi hal tersebut di atas, Pendiri Beranda Ruang Diskusi yang juga praktisi media, Dar Edi Yoga menyambut gembira dan berharap agar pemerintah segera menerbitkan regulasi bagi Vaksin Nusantara.
"Dengan diterbitkannya uji klinis Vaksin Nusantara dalam jurnal Human vaccines & Immunotherapeutics yang terindeks di Scopus Q 1, membuktikan bahwa Vaksin Nusantara bukan vaksin abal-abal," tegas Dar Edi Yoga, Sabtu (29/8).
Load more