Jakarta - Asupan air berperan penting dalam membantu proses perkembangan fungsi-fungsi organ dalam tubuh anak, kata dokter spesialis anak dr. Cahyani Gita Ambarsari, Sp.A (K).
Konsultan nefrologi anak yang juga anggota Ikatan Dokter Indonesia itu menjelaskan anak punya kebutuhan metabolisme lebih tinggi dibandingkan orang dewasa sebagai dampak dari tumbuh kembang tubuhnya.
"Hal inilah yang menyebabkan hilangnya air atau pergantian cairan dan zat terlarut pada anak terjadi lebih cepat dibandingkan pada orang dewasa," kata Cahyani dalam siaran resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan air merupakan komponen terbesar pada tubuh manusia. Namun, kandungan air dalam tubuh bisa berkurang tanpa konsumsi cairan yang cukup. Hal ini terjadi karena dalam melakukan fungsinya, air juga akan dikeluarkan dari tubuh.
Misalnya, untuk membuang zat sisa metabolisme, zat sisa ini akan dilarutkan dalam air, baru kemudian dikeluarkan dalam bentuk urine dari ginjal, keringat dari kulit, dan tinja dari saluran pencernaan.
Penguapan air melalui kulit dan paru-paru juga merupakan salah satu cara untuk mengendalikan dan mempertahankan suhu tubuh.
Oleh karena itu, air yang ada dalam tubuh juga akan dikeluarkan setiap hari, yaitu melalui urine (60 persen), penguapan dari kulit dan paru-paru (35 persen), serta tinja (5 persen).
Maka, untuk mempertahankan kandungan air dalam tubuh dan memastikan fungsi-fungsi tubuh berjalan dengan optimal, konsumsi cairan yang cukup setiap harinya penting, terlebih bagi bayi dan anak-anak.
Asupan air penting bagi anak karena komposisi tubuhnya berbeda dibandingkan orang dewasa. Volume otot, lemak, dan tulangnya belum sebesar orang dewasa.
"Karenanya, tubuh anak didominasi oleh proporsi kandungan air yang lebih besar," ujar Cahyani.
Semakin muda usia seorang anak, akan semakin besar pula komposisi air dalam tubuhnya. Sekitar 80 persen berat badan bayi terdiri dari air. Selain itu, luas permukaan tubuh anak secara proporsional lebih besar daripada orang dewasa.
Sementara itu, orang dewasa memiliki luas permukaan tubuh 0,26 sentimeter persegi untuk setiap sentimeter kubik volume tubuhnya, sedangkan bayi memiliki luas permukaan tubuh 1,32 sentimeter persegi untuk sentimeter kubik volume tubuhnya.
Tubuh secara alami mengalami kehilangan cairan melalui permukaan kulit. Oleh sebab itu, bayi dengan luas permukaan tubuh lebih besar daripada dewasa, akan lebih mudah mengalami dehidrasi dibandingkan dengan orang dewasa.
Selain itu, ada mekanisme protektif tubuh untuk mencegah kehilangan air berlebih, contohnya rasa haus, yang sering sekali belum sempurna pada anak. Sebagian besar anak masih kurang peka dan tidak cepat untuk mengenali atau merasakan rasa haus tersebut.
"Begitu banyak manfaat air bagi si kecil, sehingga memastikan si kecil terhidrasi dengan baik menjadi hal yang sangat penting," kata dia. (ant/mii)
Load more