Jakarta - Dokter spesialis bedah saraf dr. M. Evodia Slamet Rahardjo mengatakan gaya hidup tidak sehat bisa menjadi salah satu faktor risiko stroke di usia muda. Selain itu, faktor genetik atau turunan keluarga juga dapat menjadi resiko.
“Kebiasaan makanan, sedentary living atau kurang gerak, sering duduk karena main game,” ucapnya dalam diskusi mengenai mitos dan fakta stroke yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Selain gaya hidup, faktor genetik atau turunan keluarga juga menjadi salah satu risiko yang bisa dialami penderita stroke pada usia muda.
"Faktor risiko seperti misalkan hipertensi, atau di keluarga ada diabetes, riwayat penyakit jantung itu juga bisa,” ucapnya.
Evo juga mengatakan gejala-gejala yang bisa terlihat pada penderita stroke adalah sering mengeluhkan nyeri di kepala, penurunan kesadaran, bahkan bisa sampai kejang.
“Kemudian bicara rero (bicara tidak jelas), mulut mencong, kelemahan anggota gerak, itu salah satu gejalanya,” ucap Evo.
Sebagai keluarga yang mendampingi, harus cermat dalam mendeteksi secara cepat jika muncul tanda-tanda penyakit stroke, dan segera membawanya ke rumah sakit untuk mendapat penanganan terbaik.
“Segera bawa ke rumah sakit karena tingkat kecacatan dan kematian sangat bergantung sebagaimana cepat menangani dan di rumah sakit akan lebih optimal bila pihak keluarga sesegera mungkin datang,” ucap dokter RS Mayapada Bogor ini.
Evo mengatakan penyakit stroke juga bisa berulang jika pasien tidak memiliki kepatuhan dalam menjaga kesehatan. Dan ada beberapa faktor yang harus dijaga agar tidak kembali terserang stroke seperti menjaga tekanan darah.
Pada stroke pendarahan yang menyerang pembuluh darah dapat menyebabkan stressor di dalamnya berubah karena terlalu sering mengalami tekanan darah tinggi.
Selain itu, risiko pembekuan darah, menjaga kadar LDL (Low Density Lipoprotein) kolesterol di bawah 70, dan diabetes juga harus terkontrol dengan baik jika tidak ingin stroke berulang.
“Jika sudah mengalami stroke harus disiplin yang baik, itu yang susah di kita, seringnya karena bosan minum obat,” ucap Evo.
Selain disiplin minum obat, menjaga asupan makanan juga penting. Ia menyarankan menggunakan minyak kelapa murni atau minyak zaitun murni untuk memasak dan mengonsumsi omega 3.t
Olahraga juga perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan penderita stroke dengan rutin berjalan kaki dan rutin medical check up untuk mengetahui risiko penyakit stroke jika memang memiliki riwayat keturunan.
“Biasanya olahraga jalan, yang penting gerak,” tutupnya. (ant/ind)
Load more