Kesehatan - Kanker serviks merupakan penyakit yang bisa mengakibatkan kematian. Bahkan, berdasarkan data dari Global Cancer Observatory (Globocan) tahun 2020, sekitar 36.633 (17,2%) tercatat kasus baru yang terdiagnosa di Indonesia dan dari data tersebut didapati kanker serviks menempati posisi ke-2 setelah kanker payudara.
Sedangkan berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan 31 Januari 2019, kasus kanker serviks terjadi pada 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian mencapai 13,9 per 100.000 penduduk.
Bahkan, data yang dilansir dari pecintakab.go.id, pemahaman untuk melakukan pemeriksaan kanker serviks di Indonesia, khususnya Pacitan selama 5 tahun terakhir sangat rendah.
Maka dari itu, bagi wanita, wajib mengetahui gejala-gejala kanker serviks. Ada lima (5) gejala kanker serviks yang harus diketahui dari berbagai sumber, sebagai berikut ini.
Ilustrasi Dokter sedang Memeriksa Pasien Kanker
1. Pendarahan Vagina
Perdarahan vagina yang ekstrim, terutama di antara siklus menstruasi dan pendarahan setelah menopause dapat menjadi gejala dan tanda dari kanker seviks.
Pada tahap awal kanker serviks mungkin sama sekali tanpa gejala.
2. Perdarahan saat Berhubungan Seksual
Jika saat kontak atau bersentuhan ketika berhubungan seksual pada alat vital dan menimbulkan pendarahan.
Bahkan mengalami keputihan berat, maka bisa jadi itu merupakan tanda kanker serviks.
Selain itu, merasa nyeri atau rasa sakit ketika berhubungan seksual juga dapat menjadi tanda-tanda atau gejalanya.
3. Adanya Metastasis
Pada kasus lanjut kanker serviks, mungkin akan hadir metastasis di perut, paru-paru, atau bagian lainnya. Ini juga harus diperiksa sesegera mungkin.
4. Kehilangan Nafsu Makan
Gejala ini mungkin terbilang membingungkan untuk suatu tanda kanker serviks. Ada beberapa gejala yang bahkan dikatakan kurang terkait, seperti kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan, nyeri panggul, sakit kaki, sakit punggung, patah tulang, bahkan hingga kebocoran urin atau fases. Namun hal ini jarang terjadi.
5. Nyeri Pinggul
Nyeri panggul adalah nyeri yang muncul di bagian terbawah dari perut. Nyeri dapat berlangsung terus-menerus atau hilang timbul. Karakteristik nyerinya juga bisa berupa nyeri tumpul yang menyebar atau tajam dan menusuk di area tertentu.
Nyeri panggul sering terjadi pada wanita dan bisa menjadi tanda adanya gangguan pada organ reproduksi.
Selanjutnya untuk diketahui, kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini umumnya berkembang perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut.
Oleh sebab itu, penting untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini sebelum timbul masalah serius.
Serviks atau leher rahim adalah bagian rahim yang terhubung ke vagina. Fungsinya adalah untuk memproduksi lendir yang membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual.
Serviks juga berfungsi melindungi rahim dari bakteri dan benda asing dari luar.
Selain itu, kanker serviks atau kanker leher rahim adalah salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita.
- Jenis-jenis Kanker Serviks
Kanker serviks terbagi menjadi dua jenis, yakni Karsinoma sel skuamosa (KSS) dan Adenokarsinoma.
Karsinoma sel skuamosa adalah jenis kanker serviks yang paling sering terjadi. KSS bermula di sel skuamosa serviks, yaitu sel yang melapisi bagian luar leher rahim.
Adenokarsinoma adalah jenis kanker serviks yang bermula di sel kelenjar pada saluran leher rahim.
Meski jarang terjadi, kedua jenis kanker serviks di atas dapat terjadi secara bersamaan.
Kanker ini juga bisa terjadi pada sel leher rahim selain sel skuamosa atau sel kelenjar, tetapi hal ini sangat jarang terjadi.
Kanker serviks terjadi ketika sel-sel yang sehat mengalami perubahan atau mutasi. Mutasi ini menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga membentuk sel kanker.
Belum diketahui apa yang menyebabkan perubahan pada gen tersebut. Namun, kondisi ini diketahui terkait dengan infeksi HPV.
Cara Pengobatan dan Pencegahan Kanker Serviks
Pengobatan kanker serviks tergantung pada stadium kanker yang dialami pasien dan kondisi kesehatannya. Tindakan yang dilakukan dokter meliputi kemoterapi, radioterapi, bedah, atau kombinasi dari ketiganya.
Peluang penderita kanker serviks untuk sembuh akan lebih besar jika kondisi ini terdeteksi sejak dini.
Oleh sebab itu, setiap wanita disarankan untuk menjalani skrining kanker serviks secara berkala sejak usia 21 tahun atau sejak menikah. Selain itu, pencegahan infeksi HPV yang dapat memicu kanker ini juga dapat dilakukan dengan vaksin sejak usia 10 tahun. (Aag)
Load more