3) klinisi memberikan perhatian khusus kepada pasien-pasien dengan keluhan batuk >2 minggu tanpa keluhan batuk darah dan sesak nafas menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan ronsen thoraks dan/ atau low dose CT-scan paru.
Dokter Wulyo yang baru saja menghadiri Advanced Course Early Lung Cancer dari European Society for Medical Oncology (ESMO) di Melbourne Australia menjelaskan pengobatan utama kanker paru stadium dini adalah reseksi tumor dilanjutkan program infus kemoterapi adjuvant (tambahan) 3-4 siklus tiap 3 minggu menggunakan obat-obatan berbasis platinum.
Bahkan penelitian terbaru apabila pemeriksaan egfr terdapat mutasi pada sampel kanker paru, pasca kemoterapi tambahan klinisi bisa melanjutkan terapi target berupa egfr inhibitor yang bisa dikonsumsi peroral selama tiga tahun, sedangkan apabila pemeriksaan pdl-1 >1% klinisi bisa memberikan immunotherapy selama 1 tahun.
Di sisi lain, dr. Wulyo juga menekankan perlunya memonitor efek samping pengobatan egfr inhibitor yaitu bisa muncul jerawatan, diare, radang pada kuku atau paronikia, dan radang pada paru atau pneumonitis.
Sedangkan efek samping immunotherapy adalah hipotiroid dan atau bahkan hipertiroid, diare akibat colitis, kuning atau jaundice akibat radang pada liver atau hepatitis, dan pneumonitis yang apabila kondisinya berat memerlukan terapi khusus pemberian steroid dan immunosuppressant, serta pemberhentian obat-obatan egfr inhibitor dan atau immunotherapy. (amr)
Load more