Kesehatan - Melakukan ejakulasi bagi sebagian lelaki adalah hal yang privasi. Sebab, melakukan ejakulasi masih menuai pro dan kontra di Indonesia.
Pasalnya, ada beberapa orang yang berpendapat, bahwa melakukan ejakulasi setiap hari bisa menjadi penyakit, terutama penyakit kejiwaan.
Akan tetapi, seorang Profesor bernama Zubairi Djoerban berpendapat dari hasil penelitiannya, bahwa melakukan ejakulasi 20 kali dalam sebulan dapat mengurangi resiko kanker prostat.
Dilansir dari VIVA, ejakulasi adalah pelepasan sperma dan cairan semen melalui penis oleh seorang pria yang terjadi karena proses rangsangan seksual.
Ahli Kesehatan Profesor Zubairi Djoerban dalam penelitian terhadap pria usia 20-40 tahun mengatakan, ejakulasi sebanyak 20 kali dalam sebulan bisa mengurangi risiko kanker prostat.
Temuan tersebut memperlihatkan, seorang pria yang melakukan ejakulasi sebanyak 20 kali dalam sebulan, maka 20 persen berisiko lebih rendah untuk mengalami kanker prostat.
"Ejakulasi 20 kali dalam sebulan itu mengurangi risiko kanker prostat hingga 20 persen. Ini berdasarkan penelitian 2016 pada pria berusia 20-40 tahun," kata Prof Zubairi seperti yang dilansir dari VIVA, Kamis (17/11/2022)
“Jadi, risiko pria yang ejakulasi 20 kali dalam sebulan untuk mendapatkan kanker prostat lebih rendah 20 persen ketimbang yang ejakulasi 4-7 kali sebulan," tambahnya.
Ejakulasi, dikatakan Prof Zubairi Djoerban, dapat memberikan perlindungan diri terhadap kanker prostat. Hal ini karena dengan melakukan ejakulasi, pria bisa membersihkan saluran dari zat yang dapat mengakibatkan kanker.
"Seringnya ejakulasi memang memungkinkan proteksi terhadap kanker prostat, karena ejakulasi bisa membersihkan saluran dari zat yang berpotensi (menyebabkan) kanker," imbuh Prof Zubairi.
Tapi, harus diperhatikan bahwa ejakulasi harus dilakukan dengan aman. Selain itu, pria yang akrab disapa Prof Beri juga menegaskan bahwa ejakulasi harus dilakukan dengan pasangan resmi. Informasi tersebut terbukti kebenaranya dilihat dari data ilmiah. Karena, sampel yang diujikan dalam penelitian tersebut juga banyak.
"Tentunya kegiatan ejakulasinya harus aman, dengan pasangan resmi. Penelitian 2016 yang dilakukan peneliti Harvard ini memiliki sampel yang cukup besar, ada 30 ribu pria yang diteliti, dan diikuti selama 20 tahun lamanya, sehingga buktinya lumayan kuat," pungkasnya. (viva/aag)
Load more