Dr. dr. Kuntjoro Harimurti juga menjelaskan, para lansia dan keluarga harus memastikan terlebih dahulu apakah memiliki komorbid atau tidak.
“Para lansia dan keluarga harus memastikan apakah mereka memiliki komorbid atau tidak. Ketika sudah punya komorbid pasti tidak bisa divaksin, karena komorbid sendiri menjadi faktor yang menjadi pemberat vaksin,” kata Kuntjoro.
Namun, Kuntjoro juga mengingatkan bahwa vaksinasi tetap dianjurkan, agar dampak dari Covid-19 ini tidak lagi membesar.
“Vaksinasi ini tetap dianjurkan untuk para lansia agar dampak ini tidak membesar, karena vaksinasi ini dapat menurunkan angka kematian”, ingat Kuntjoro.
Sebagai informasi, hingga 29 November 2022 cakupan vaksinasi dosis lengkap pada kelompok usia lanjut baru mencapai 70,28% dan booster pertama baru mencapai 32,38%. Padahal, Badan Kesehatan Dunia, menjadikan vaksinasi pada kelompok rentan, utamanya lansia, sebagai pencapaian penting untuk segera mengakhiri pandemi.
Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan pada periode 4 Oktober hingga 8 November 2022, kematian akibat Covid-19 telah mencapai 1.373 orang, dimana 84% diantaranya belum mendapatkan vaksin booster. Sedangkan kematian tertinggi terjadi pada kelompok usia lanjut, yakni 50% diantaranya belum mendapatkan vaksinasi.
Padahal secara empiris, sejak tahun 2020 terjadi perubahan gejala pada pasien Covid-19 yang menjadi lebih sedikit. Hal tersebut kemungkinan karena kontribusi vaksinasi pada penduduk di Indonesia. Meski demikian, perlindungan dan pencegahan dari paparan Covid-19 masih harus terus dilakukan, seiring dinamika virologi Covid-19 yang masih akan terus berlangsung. (MG8/ree)
Load more