Jakarta - Penderita kanker payudara di Indonesia semakin bertambah. Bahkan, menurut data Globocan dan Kemenkes RI, Indonesia mencatat lebih dari 390 ribu kasus kanker baru di tahun 2020 dan sekitar 17 persen di antaranya adalah kasus kanker payudara.
Tingginya angka kanker payudara di Indonesia membuat praktisi kesehatan mengimbau pada masyarakat untuk rutin melakukan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dan Periksa Payudara Klinis (SADANIS) di instansi kesehatan seperti rumah sakit.
Tak hanya itu, bagi korban pengidap kanker harus menjaga pola hidup dan pola makan agar sel kanker tak makin mengganas.
Tidak cukup hanya dengan itu, mereka juga mesti mengonsumsi makanan yang tepat guna mendukung proses kesembuhan. Maka dari itu, wanita Indonesia harus tahu soal deteksi dini gejala kanker payudara dan pencegahan penyebarannya.
Dokter Spesialis Ilmu Bedah, dr. Aris Ramdhani Sp. B, menyatakan, bahwa kanker payudara itu adalah suatu tumor ganas yang terdapat di payudara dengan berbagai macam gejala yang bisa timbul dari stadium yang awal hingga stadium yang mungkin stadium lanjut dan kemudian sudah stadium akhir.
"Maka kanker payudara ini adalah penyakit yang cukup banyak diderita wanita di Indonesia," pungkas dr. Aris Ramdhani Sp. B, seperti yang dilansir dari Rumah Sakit UI, Kamis (1/12/2022).
Sambungnya menjelaskan, untuk gejala kanker payudara sendiri adalah benjolan di payudara dan itu tergantung stadiumnya. Bahkan juga bisa disertai oleh keluhan lain misalnya nyeri pada tulang.
"Jika kanker itu sudah menyebar pada tulang dia sesak atau batuk-batuk jika dia sudah menyebar ke paru-paru, atau jika kepada stadium yang sudah menyebar ke otak, mungkin pasiennya sudah tidak sadar," ungkapnya.
Load more