Jakarta - Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si menuturkan daun kecipir mentah mengandung sedikit zat toksik yakni sianida yang tidak bisa diterima bayi.
"Umumnya ramuan tradisional berupa air perasan, misalnya air perasan daun kecipir didapatkan dari daun kecipir yang mentah. Zat toksik ini walau jumlahnya sedikit tentu tidak bisa diterima bayi, sehingga bayi tersebut akhirnya meninggal," ujar dia saat dihubungi Minggu (22/1/2023).
Lebih lanjut, menurut dia, bayi berusia di bawah usia enam bulan seharusnya hanya mendapatkan ASI eksklusif atau jika tidak bisa diberikan ASI eksklusif, dia semata dapat diberikan susu formula. Ini karena sistem pencernaan dan imunitas tubuhnya belum sempurna.
Dia mengakui, sebagian bayi berusia satu atau dua bulan pada zaman dahulu diberikan makanan selain ASI seperti pisang dan perasan kurma. Tetapi, sambung dia, ini tak bisa membuat masyarakat dapat menggeneralisir makanan selain ASI akan aman untuk semua bayi di bawah usia enam bulan.
Di sisi lain, sambung Tania, bayi di bawah usia enam bulan juga biasanya rentan ada alergi-alergi tertentu sehingga tidak bisa menerima beberapa jenis makanan misalnya dari golongan kacang-kacangan seperti kecipir.
"Dia (kecipir) kaya protein. Jadi tidak hanya di pods kecipirnya tetapi juga di daunnya juga mengandung protein, yang seringkali belum bisa diterima oleh bayi di bawah usia enam bulan," tutur dia.
Load more