Sebelumnya, Pak Tiyan bisa menjual 20 kilogram bakso per hari. Untuk saat ini respon konsumennya cukup tinggi, sehingga dia harus menambah 50 kilogram bakso di gerainya, dan dalam satu hari 70 kilogram bakso mampu ia jual. Tak tanggung, dia menyebut omzetnya bisa mencapai Rp7 juta per hari.
Untuk proses pembuatan bakso ini sama dengan bakso pada umumnya, hanya saja dicetak menggunakan wadah mangkuk dengan takaran 200 gram per porsinya. Kemudian adonan bakso yang sudah dicetak direbus selama kurang lebih 15 menit. Agar tidak menghilangkan ciri khas dari bakso, Pak Tiyan menambakan bakso kecil di atas bakso mangkuk saat disajikan kepada konsumen.
Menurutnya, bakso dengan bentuk bulat sudah biasa ditemui, berbeda dengan bakso kreasi miliknya yang beraneka. Tangan Pak Tiyan bisa menciptakan berbagai bentuk, tidak hanya bakso mangkuk, ada bakso mercon yang bentuknya memanjang seperti lontong, hingga bakso beranak ada di gerai miliknya.
“Ya, kami kalau bikin bakso ini sudah lama. Bakso kami ini bermacam-macam sih ada bakso mangkok, bakso beranak, bakso mercon, banyak lagi lah. Kami bikin bakso mangkok ini karena kalau bakso yang bulat itu sudah biasa di mana-mana. Kita tahunya kan bakso bulat, jadi kami bikin yang di tempat lain belum ada gitu biar orang penasaran gimana sih bakso mangkok, apa kayak mangkok betul, apa enggak,” ucapnya.
Tak menyangka gerai baksonya akan seramai ini, dia berharap ke depannya bisa membuka cabang di berbagai tempat dan memiliki banyak pelanggan yang setia pada bakso racikannya.
“Harapannya ya mudah-mudahan bakso kami ini langgeng, banyak penggemarnya, mudah-mudahan banyak rezeki biar bisa buka cabang lagi, karena kami di sini juga baru berjalan tiga bulan engga nyangka bisa seramai ini,” tutupnya. (Zul/Nof)
Load more