Pemandangan di Melaka River Cruise. (tvOnenews.com/Fauzie Pradita Abbas)
Oleh karena itu, kampung tersebut disebut-sebut sebagai museum hidup, dan dinamakan Kampung Morten dari seorang JF Morten yang dulunya membangun kampung ini.
"Kota di Melaka ini memakai konsep kota hijau (green city) di mana-mana terlihat taman-taman kota termasuk di pinggir sungai yang kita lalui ini, terdapat jalan sepeda, terdapat ruang terbuka hijau, dan pembenahan sungai menjadi green river," ujar pemandu wisata di Melaka.
Tak lupa, setelah puas menyusuri sungai menggunakan speed boat, rombongan famtrip langsung diajak menyusuri Kota Melaka, salah satu yang dituju adalah gereja di Melaka atau yang diberi nama Christ Church Melaka.
Salah satu objek wisata di Melaka yang ikonik ada beberapa bangunan berwarna merahnya, seperti Christ Church Melaka.
Gereja tersebut, kata sang pemandu wisata, dibangun oleh Belanda pada tahun 1753 dan merupakan gereja tertua di Malaysia.
Sebelumnya oleh Belanda, gereja tersebut difungsikan untuk kegiatan ibadah jemaat Kristen Protestan dan Bernama Gereja Reformasi Belanda.
"Setelah adanya perjanjian Inggris-Belanda tahun 1824, pemerintah Inggris mengambil alih kota Melaka dan menguduskannya hingga mengubah nama menjadi Christ Church," kata pemandu wisata.
Di dalam gereja tersebut masih terdapat berbagai macam batu nisan bertuliskan bahasa Belanda dan Inggris.
Datang ke Christ Church ini tak pernah salah karena kamu akan melihat bangunan bersejarah yang unik dan menarik.
Tak lupa juga rombongan famtrip diajak menuju A Famosa, yaitu sebuah benteng Portugis di Melaka yang berlokasi di bawah bukit St Paul.
Benteng A Famosa Melaka, Malaysia. (tvOnenews.com/Fauzie Pradita Abbas)
Jika dilihat dari arsitektur bangunannya, benteng tersebut memiliki nuansa Eropa klasik di Asia.
Namun, dari keseluruhan benteng A Famosa, yang tersisa sekarang ini hanya ada gerbang bernama Porta de Santiago dan beberapa Meriam.
Tak lupa juga rombongan diajak menuju Stadthuys Melaka.
Adapun lokasinya bersebelahan dengan Christ Church yang memiliki ciri khas bangunan merah yang ikonik.
Menurut pemandu wisata, dulu bangunan yang didirikan tahun 1950 itu dipakai sebagai pusat administrasi oleh Gubernur Belanda.
Rombongan peserta famtrip Malaysian Hospitality/Malaysia Airlines saat berfoto di tempat ikonis, museum Stadthuys, Melaka, Malaysia. (Istimewa)
Stadthuys Melaka sampai sekarang tidak pernah mengalami perombakan sehingga arsitektur bergaya kolonial Belanda tetap terjaga.
Load more