Banyuwangi, Jawa Timur - Menjelang libur Natal dan tahun baru (Nataru), pengawasan destinasi wisata di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, makin diperketat. Mengantisipasi penumpukan wisatawan, protokol kesehatan (prokes) di obyek wisata dievaluasi lagi.
Sejak masuk level 1 PPKM, Banyuwangi mulai melonggarkan aktivitas destinasi wisata. Namun, dengan standar prokes. Evaluasi dilakukan setiap minggu. Tujuannya memastikan pengelola wisata tidak kendor disiplin prokes.
“Jelang akhir tahun, kita evaluasi terus prokes ini. Jika ada yang tidak standar, akan dievaluasi lagi,” kata Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi, M. Yanuar Bramuda, Senin (13/12/2021).
Selama ini, kunjungan wisatawan dibatasi maksimal 50 persen. Meski dibatasi, destinasi wisata tetap ramai pengunjung. Rata-rata, wisatawan ke Banyuwangi bisa tembus 20.000 orang per minggu. Jumlah ini terbilang bagus. Sejak pandemi melanda, hampir dua tahun destinasi tutup total. Sebelum pandemi, kunjungan wisatawan mencapai 50.000 per minggu.
“Ini yang harus diantisipasi. Jangan sampai terjadi ledakan pengunjung. Tentunya, rawan penularan Covid,” tegas Bramuda.
Mengantisipasi lonjakan, pengunjung destinasi wisata dibatasi tak sampai 100 persen. Ini diatur dalam penjualan tiket secara elektronik. “ Kalau tiketnya diatas 100 persen, otomatis akan mati, tidak bisa dicetak,” jelasnya. Selama ini, belum ditemukan kasus klaster Covid di destinasi wisata. Meski begitu, pengelola tetap dikawal dalam disiplin prokes. Termasuk, cek vaksinasi bagi pengunjung. (HAPPY OKTAVIA)
Load more