Event & Product Specialist PT Jakarta Tourisindo, Muhammad Rayhan Islamy, mengatakan konsep wisata ini akan diluncurkan sesegera mungkin. Ia berharap Cikini Walking Tour bisa berjalan pada 2022 dan dibuka untuk masyarakat luas.
“Karena ini udah trial ketiga kami, kami mau coba launching-nya di bulan Januari. Kami lihat kondisi pandemi juga karena sebenarnya (pengalaman) tur ini lebih baik dilakukan secara offline,” katanya.
Menjelajah tempat-tempat bersejarah Cikini dengan berjalan kaki dapat dijadikan alternatif berwisata pascapandemi. Terlebih konsep berwisata ini dapat menerapkan pembatasan jumlah peserta walking tour dalam satu grup sehingga tak perlu berdesak-desakan atau berkerumun.
Nantinya pemandu tur tak sekadar mengenalkan tempat-tempat menarik, melainkan juga mengajak wisatawan mengimajinasikan wajah Cikini tempo doeloe dengan melewati rute yang telah disiapkan.
Wajah Cikini, dari “istana” Raden Saleh hingga kedai Bakoel Koffie era kontemporer
Saat Indonesia masih bernama Hindia Belanda, Cikini dapat dikatakan termasuk kawasan yang istimewa sebab menjadi bagian dari penyokong Weltevreden atau kawasan tempat tinggal utama orang-orang Eropa.
(Bangunan Rumah Raden Saleh pada tahun 1875-1885. Sumber: ANTARA)
Menariknya, pada masa itu maestro pelukis dan sosialita Raden Saleh menjadi pemilik lahan yang paling luas di daerah Cikini meski hanya bertahan 10 tahun. Konon luas lahan milik Raden Saleh membentang dari TIM hingga RS PGI Cikini.
Load more