LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Bangunan Rumah Raden Saleh pada tahun 1875-1885.
Sumber :
  • ANTARA

'Walking Tour' di Cikini, Rekam Jejak Sejarah Kolonial di Jakarta

Wajah Cikini terus berkembang dekade demi dekade, bergerak dari abad ke-19 hingga abad ke-21. Ruang-ruang modern di sekitarnya bertumbuh, berbenah, dan bersolek.

Senin, 27 Desember 2021 - 15:48 WIB

Jakarta - Pusat kesenian Taman Ismail Marzuki (TIM) boleh saja menjadi yang paling menonjol di Jalan Cikini Raya pada masa sekarang, tetapi sejatinya kawasan Cikini lebih dari itu. Jalan yang membentang kurang lebih 1 km di pusat kota Jakarta itu menyimpan peta sejarah yang panjang sejak zaman kolonial.

Wajah Cikini terus berkembang dekade demi dekade, bergerak dari abad ke-19 hingga abad ke-21. Ruang-ruang modern di sekitarnya bertumbuh, berbenah, dan bersolek.

Sederet potensi nilai sejarah Cikini telah dilirik Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menjadikannya nilai tambah bagi pengembangan wisata perkotaan berkonsep walking tour yang hingga akhir tahun ini tengah dimatangkan.

(Pejalan kaki melintas di trotoar jalan Cikini Raya di depan bangunan baru Taman Ismail Marzuki (TIM). Sumber: ANTARA)

Baca Juga :

Kepala Bidang Pemasaran dan Atraksi Disparekraf DKI Jakarta Hari Wibowo mengatakan peta sejarah yang ada di kawasan Cikini memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

“Banyak yang spesial sebenarnya di sini. Ada Bakoel Koffie, beberapa tempat wisata kuliner baru di kawasan Cikini. Ada rumah bapak alm. Ahmad Soebardjo, Menteri Luar Negeri pertama, itu juga menarik, rumahnya sangat besar,” kata Hari.

Gagasan mengenai Cikini Walking Tour sendiri, kata Hari, bermula dari tumbuhnya minat masyarakat berwisata di kawasan ini. Apalagi Cikini telah ditopang dengan infrastruktur yang mumpuni.

Infrastruktur trotoar di sepanjang jalan Cikini Raya kini sudah rampung bersolek yang dikerjakan pada 2019 lalu, dilengkapi guiding block, bollard atau tiang kecil pembatas, bangku taman, halte, dan wayfinding. Dengan kelengkapan fasilitas pejalan kaki seperti itu, konsep wisata walking tour lebih memungkinkan untuk dikembangkan.
Untuk mewujudkan rencana tersebut, pihak Disparekraf turut menggandeng BUMD PT Jakarta Tourisindo atau Jakarta Experience Board (JXB), asosiasi agen wisata, hingga komunitas pemandu wisata yang telah profesional di bidangnya.

Event & Product Specialist PT Jakarta Tourisindo, Muhammad Rayhan Islamy, mengatakan konsep wisata ini akan diluncurkan sesegera mungkin. Ia berharap Cikini Walking Tour bisa berjalan pada 2022 dan dibuka untuk masyarakat luas.

“Karena ini udah trial ketiga kami, kami mau coba launching-nya di bulan Januari. Kami lihat kondisi pandemi juga karena sebenarnya (pengalaman) tur ini lebih baik dilakukan secara offline,” katanya.

Menjelajah tempat-tempat bersejarah Cikini dengan berjalan kaki dapat dijadikan alternatif berwisata pascapandemi. Terlebih konsep berwisata ini dapat menerapkan pembatasan jumlah peserta walking tour dalam satu grup sehingga tak perlu berdesak-desakan atau berkerumun.

Nantinya pemandu tur tak sekadar mengenalkan tempat-tempat menarik, melainkan juga mengajak wisatawan mengimajinasikan wajah Cikini tempo doeloe dengan melewati rute yang telah disiapkan.

Wajah Cikini, dari “istana” Raden Saleh hingga kedai Bakoel Koffie era kontemporer

Saat Indonesia masih bernama Hindia Belanda, Cikini dapat dikatakan termasuk kawasan yang istimewa sebab menjadi bagian dari penyokong Weltevreden atau kawasan tempat tinggal utama orang-orang Eropa.

(Bangunan Rumah Raden Saleh pada tahun 1875-1885. Sumber: ANTARA)

Menariknya, pada masa itu maestro pelukis dan sosialita Raden Saleh menjadi pemilik lahan yang paling luas di daerah Cikini meski hanya bertahan 10 tahun. Konon luas lahan milik Raden Saleh membentang dari TIM hingga RS PGI Cikini.

Di atas tanah yang ia beli usai kembali dari Eropa, pelukis bernama lengkap Raden Saleh Sjarif Boestaman itu merancang sendiri “istananya” yang terinspirasi dari kastil Callenberg di Jerman pada 1852. Bangunannya masih eksis hingga hari ini, terletak di dalam kompleks RS PGI Cikini dan statusnya telah menjadi cagar budaya.
Meski sudah ada perubahan kecil sejak dipugar beberapa kali, rumah Raden Saleh masih tampak megah. Gaya arsitektur bangunannya berlanggam Eklektik–Neo Gotik, salah satu ciri khas penandanya yakni penempatan rose window pada gevel runcing tampak depan. Sementara pada portico sayap kanan dan kiri dipengaruhi oleh arsitektur timur tengah atau Moorish.

Bagian interior yang paling menonjol adalah ruang aula berplafon tinggi yang dikelilingi balkon lantai dua dengan pencahayaan skylight yang terhubung langsung dengan lantai dasar. Aula pada bangunan Eropa biasanya digunakan para sosialita untuk menggelar pesta dansa.

(Tampak depan bangunan rumah Raden Saleh yang terletak di dalam kompleks RS PGI Cikini, Jakarta, 23 Desember 2021. Sumber: ANTARA)

Konon pintu gerbang rumah Raden Saleh dahulu terletak dari arah jalan Cikini Raya, searah dengan orientasi bangunan yang menghadap barat daya. Kecintaan Raden Saleh terhadap satwa tak hanya terepresentasi pada pelbagai karya lukisannya, ia akhirnya memelihara berbagai jenis hewan di lahan yang luasnya hektaran itu.

Di kemudian hari pada 1862, taman itu dihibahkan untuk kebun binatang dan taman umum bernama “Planten En Dierentuin”––cikal bakal Kebun Binatang Cikini yang pada 1964 dipindahkan ke Ragunan dan pada 1968 bekas lahannya disulap menjadi TIM oleh Gubernur Ali Sadikin.

Di belakang rumah Raden Saleh juga berdiri bangunan antik lainnya, yakni Kapel RS Cikini yang baru dibangun pada 1906 atau setelah bangunan rumah sakit didirikan. Ornamen Kapel ini juga sangat kental dengan gaya arsitektur Eropa. Sama seperti rumah Raden Saleh, status Kapel ini telah menjadi cagar budaya.
Bergerak sekitar setengah abad setelah lahan hektaran itu tak lagi dimiliki Raden Saleh, wajah sepanjang jalan Cikini Raya terus berkembang sedemikian rupa. Terlebih pemerintah Hindia Belanda tampaknya memang menyiapkan kawasan tersebut sebagai penyokong perumahan Nieuw-Gondangdia (pemukiman elit Menteng).

(Tampak depan bangunan Kapel Rumah Sakit Cikini, Jakarta, 23 Desember 2021. Sumber: ANTARA)

Hal tersebut terlihat dari berdirinya sejumlah fasilitas penunjang yang rupa bangunan beberapa di antaranya tak lagi utuh bahkan sudah hilang dan berganti fungsi, termasuk taman dan kebun binatang bekas Raden Saleh.

Salah satu bangunan yang tak banyak berubah adalah Kantor Pos Cikini (Tjikini Post Kantoor). Bangunan bernuansa artdeco yang terletak di hulu jalan itu dibangun pada 1920 dan masih beroperasi di masa sekarang.
Sebagai bagian dari Weltevreden, tempat-tempat yang dibangun pada masa kolonial secara otomatis hadir terutama untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup warga Eropa. Sekitar 1920-an, misalnya, kawasan ini pun punya Zwembad Cikini (Kolam Renang Cikini) yang dahulu diperuntukkan bagi warga Eropa.

(Tampak depan bangunan Kantor Pos Cikini, Jakarta, 23 Desember 2021. Sumber: ANTARA)

Dalam urusan gaya hidup lainnya, bahkan sejak 1898 telah berdiri toko “De Spin” atau toko Laba-Laba yang saat itu memproduksi barang-barang berbahan kulit, seperti tas dan sepatu. Toko ini masih beroperasi hingga sekarang meski bangunannya telah bertransformasi dan sekilas tampak tak berbeda dengan gaya toko modern saat ini. Di masa sekarang, Laba-Laba hanya mengkhususkan pada reparasi.

Cikini juga punya tempat istimewa dalam hal pengembangan pusat pendidikan. Tak jauh dari Laba-Laba, berdiri sekolah milik pemerintah Hindia Belanda, Eerste School D (kini berubah menjadi SMPN 1 Cikini), yang dibangun pada 1909. Sekolah ini merupakan sekolah untuk orang pribumi pertama yang ada di Batavia.

Selain Eerste School D, Sekolah Rakyat Partikelir Mayumi atau kini dikenal dengan Perguruan Cikini juga menjadi populer di kawasan tersebut sejak dibangun pada masa pendudukan Jepang.
Ada dua toko unik yang meskipun baru berdiri setelah Indonesia merdeka, tetapi sejarah produknya telah melintang sejak abad ke-19, yaitu roti Tan Ek Tjoan dan kopi dari Bakoel Koffie.

Pabrik roti Tan Ek Tjoan mulai beroperasi di kawasan itu pada 1955 sementara kedai Bakoel Koffie baru menempati pertokoan pada 2002.

(Gerobak roti Tan Ek Tjoan yang hingga kini masih dijajakan di sekitar Cikini, Jakarta, 23 Desember 2021. Sumber: ANTARA)

Tan Ek Tjoan sejatinya mulai hadir sejak 1921 dengan membuka pabrik di Bogor. Mulanya hanya memfokuskan diri pada produksi makanan sehari-hari orang Eropa di Bogor, yaitu roti gambang. Seiring perkembangan zaman, Tan Ek Tjoan membuat berbagai varian roti yang dapat dinikmati semua kalangan.

Meski pabrik roti tertua di Jakarta dan Bogor itu sudah pindah ke Ciputat, pelbagai jenis roti Tan Ek Tjoan masih bisa dijumpai di sekitar Cikini yang dijajakan secara berkeliling dengan menggunakan gerobak sepeda.

Sementara Bakoel Koffie sendiri merupakan perpanjangan bisnis dari Warung Tinggi yang mulai dirintis pada 1878. Pemiliknya, Liauw Tek Soen, mendirikan pabrik kopi pertama di Weltevreden dengan nama Tek Soen Hoo pada 1927.

Setelah Indonesia berdaulat, berdiri sejumlah bangunan legendaris lainnya, termasuk rumah Ibu Dibjo yang menjadi tempat usahanya untuk menjajakan tiket pelbagai acara (1963) hingga rumah mewah Hasyim Ning yang paling menonjol di bilangan Cikini.

Beberapa bangunan lainnya tak lagi utuh bahkan sudah hilang dan berganti fungsi tetapi produknya masih dapat dijumpai, yakni toko es krim Tjan Njan atau Tjanang (1951) yang menjadi es krim favorit keluarga Bung Karno dan keluarga Cendana serta toko kacamata A. Kasoem (1956) yang dikembangkan Atjoem Kasoem, pribumi pemilik toko kacamata pertama di Indonesia.

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Banjir di Jember, Pengungsi Krisis Makanan Balita

Banjir di Jember, Pengungsi Krisis Makanan Balita

Diguyur hujan berhari-hari, Kabupaten Jember dilanda bencana alam Hidrometeorologi, yakni banjir dan angin kencang. 
Presiden Prabowo Langsung Gelar Rapat Strategis Usai Pulang dari Mesir: Bahas Keamanan Nataru dan Antisipasi Bencana

Presiden Prabowo Langsung Gelar Rapat Strategis Usai Pulang dari Mesir: Bahas Keamanan Nataru dan Antisipasi Bencana

Presiden Prabowo Subianto tiba di Tanah Air usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 Developing Eight (D-8) di Kairo, Mesir.
Pengamat Bola Senior Sarankan Timnas Indonesia Introspeksi Diri usai Gagal di Piala AFF 2024: Kita Punya Target Lebih Besar di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Pengamat Bola Senior Sarankan Timnas Indonesia Introspeksi Diri usai Gagal di Piala AFF 2024: Kita Punya Target Lebih Besar di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Pengamat sepak bola senior, Mohamad Kusnaeni alias Bung Kus menyarankan agar Timnas Indonesia melakukan introspeksi diri usai gagal di Piala AFF 2024.
Berkapasitas 1.800 Penumpang, Kapal Pesiar Star Scorpio Mulai Berlabuh di Jakarta dan Singapura pada Maret 2025

Berkapasitas 1.800 Penumpang, Kapal Pesiar Star Scorpio Mulai Berlabuh di Jakarta dan Singapura pada Maret 2025

Kapal pesiar Star Scorpio dengan berat 78 ribu gross ton, berkapasitas 1.800 penumpang milik Resorts World Cruises akan berangkat dari dua Pelabuhan yaitu dari Jakarta dan Singapura pada tahun 2025.
Legenda Pulau Mengare di Gresik, Dari Pangeran Tampan Menjadi Ular Besar

Legenda Pulau Mengare di Gresik, Dari Pangeran Tampan Menjadi Ular Besar

Pesisir pantai utara Gresik rupanya menyimpan berbagai kisah unik dan menarik. Seperti kisah keberadaan pulau Mengare di wilayah Bungah dan adanya seorang pangeran tampan yang menjelma menjadi ular hingga putri cantik rupawan.
Harvey Moeis Suami Sandra Dewi Siap Hadapi Sidang Vonis Kasus Korupsi Timah

Harvey Moeis Suami Sandra Dewi Siap Hadapi Sidang Vonis Kasus Korupsi Timah

Terdakwa Harvey Moeis suami Sandra Dewi siap menjalani sidang vonis terkait kasus korupsi tata niaga komoditas timah.
Trending
Orang Dalam PSSI Ungkap Info A1, Striker Muda ini Bakal Gabung Timnas Indonesia Setelah Ole Romeny, Tak Disangka Ternyata...

Orang Dalam PSSI Ungkap Info A1, Striker Muda ini Bakal Gabung Timnas Indonesia Setelah Ole Romeny, Tak Disangka Ternyata...

Orang dalam PSSI ini mengungkap info A1 soal striker muda yang dikabarkan akan segera bergabung dengan Timnas Indonesia setelah Ole Romeny, siapakah dia?
Erick Thohir sudah Punya Keputusan Bulat Lakukan Ini kepada Shin Tae-yong usai Timnas Indonesia Tersingkir dari Piala AFF 2024, Apa Itu?

Erick Thohir sudah Punya Keputusan Bulat Lakukan Ini kepada Shin Tae-yong usai Timnas Indonesia Tersingkir dari Piala AFF 2024, Apa Itu?

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, sudah mengantongi keputusan bulat soal Shin Tae-yong usai kegagalan mengantarkan Timnas Indonesia ke semifinal Piala AFF 2024.
Top 3 Sport: Jadwal Red Sparks, Klasemen Terbaru V-League 2024/2025, Megawati Hangestri Dinobatkan sebagai MVP

Top 3 Sport: Jadwal Red Sparks, Klasemen Terbaru V-League 2024/2025, Megawati Hangestri Dinobatkan sebagai MVP

Inilah tiga berita sport terpopuler di tvOnenews.com pada Minggu (22/12/2024). Kabar seputar Megawati Hangestri bersama Red Sparks di liga voli Korea diminati.
Komentar Menohok Netizen Usai Fans Malaysia Sindir Timnas Indonesia yang Tersingkir di Piala AFF 2024, Katanya...

Komentar Menohok Netizen Usai Fans Malaysia Sindir Timnas Indonesia yang Tersingkir di Piala AFF 2024, Katanya...

Kegagalan Timnas Indonesia ke semifinal Piala AFF 2024 jadi sorotan publik. Bahkan gagalnya anak buah Shin Tae-yong di Piala AFF 2024 disindir fans Malaysia.
Walau Gagal Total di Piala AFF 2024, Ini 3 Alasan Shin Tae-yong Aman dari Pemecatan Pelatih Timnas Indonesia oleh PSSI

Walau Gagal Total di Piala AFF 2024, Ini 3 Alasan Shin Tae-yong Aman dari Pemecatan Pelatih Timnas Indonesia oleh PSSI

Shin Tae-yong tak akan dipecat oleh PSSI meski Timnas Indonesia tersingkir dari Piala AFF 2024 usai kalah dari Filipina di laga penentuan, karena alasan ini.
Bukan Marselino Ferdinan Pemain Abroad Timnas Indonesia Terbaik di Piala AFF 2024, Justru Sosok yang Sering Dicaci Maki Ini Nilainya Jauh Lebih Baik

Bukan Marselino Ferdinan Pemain Abroad Timnas Indonesia Terbaik di Piala AFF 2024, Justru Sosok yang Sering Dicaci Maki Ini Nilainya Jauh Lebih Baik

Marselino Ferdinan ternyata bukan pemain abroad dengan rating terbaik selama Piala AFF 2024, meski banyak suporter Timnas Indonesia menggantungkan harapan.
Persib Selesai Laksanakan Sanksi, Bojan Hodak Akui Butuh Stadion Full House

Persib Selesai Laksanakan Sanksi, Bojan Hodak Akui Butuh Stadion Full House

Komdis PSSI memberikan sanksi larangan penonton di dua pertandingan yang dilanjutkan dengan penutupan tribun penonton di bagian Tribun Utara dan Tribun Selatan selama tiga pertandingan kandang Persib. 
Selengkapnya
Viral