"Kalau tiap harinya itu sore ya yang pada datang. Yang ramai itu Sabtu-Minggu atau hari libur, dari pagi sampai sore banyak yang berwisata ke sini," jelasnya.
Terdapat 5 gazebo atau gubug besar yang dibangun di tengah sawah. Selain itu ada juga 2 anjungan untuk bersantai. Untuk sampai di gubug dan anjungan, wisatawan akan meniti jembatan bambu panjang yang dibuat berbelok-belok. Dari sini pemandangannya sangat mengesankan.
Wisatawan bisa berswafoto dengan latar belakang sawah dan gubug-gubug bambu. Apalagi jika pas padi menguning dengan bulir-bulirnya yang bernas.
"Kebetulan kami baru saja panen raya, hasil benih padi bantuan Badan Riset dan Inovasi Nasional, namanya Si Denuk, singkatan dari Sistem Desiminasi Nuklir. Hasil panennya bagus," tambah Hendri.
Ia menambahkan, rencananya destinasi wisata ini akan dikembangkan dengan kolam ikan dan sentra kuliner, sehingga wisatawan dapat makan sambil menikmati suasana persawahan. Wisatawan yang datang mengaku mendapatkan suasana wisata yang baru di desa ini.
"Lokasinya enak ya, dekat dengan jalan jadi tak perlu repot, tinggal parkir dan masuk. Terus pemandangannya bagus banget, ada sawah dan di latar belakang itu bukit-bukit lereng Gunung Ungaran. Kebetulan tadi sempat ada kabut juga, pokoknya bagus deh," kata Wida, yang datang bersama teman-temannya dari Salatiga.
Tiket masuk ke area ini, 5 ribu rupiah untuk anak-anak, dan 10 ribu rupiah untuk orang dewasa. (Teguh Joko Sutrisno/Buz)
Load more