Banyumas, Jawa Tengah - Apa yang didamba saat penat dengan rutinitas harian? Jika bisa, akan memilih untuk menepi dan menjeda waktu. Setidaknya ini yang bisa dirasakan saat menjejak kaki di Oemah Ndopok, di Jalan Kyai Noer Chakim, Desa Karangsalam, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas.
"Menu yang ada sebagian besar tradisional. Ada kopi atau teh tubruk, minuman rempah, dan camilan seperti kedelai, kacang dan ubi rebus kami sediakan," ujar Fajar, pengelola Oemah Ndopok.
Makanan besar seperti nasi pithi lauk ayam dan ikan nila, disajikan dalam wadah pithi atau kotak terbuat dari anyaman bambu, lengkap dengan sayur oseng dan sambal. Atau menu sayuran dan olahan khas desa juga disajikan di sini.
"Untuk remaja, kami sediakan juga menu minuman dingin beraneka varian," ujarnya.
Kembali ke suasana. Tiap sudut di dalam ruangan, diantara tempat duduk pengunjung, ada banyak barang antik asli.
Mesin ketik berusia tua, kaset pita memenuhi salah satu dinding, radio jadul. Lalu ada lukisan media kayu vintage. Dan aneka pernik keramik hingga mainan jadul dari logam dipajang.
"Tidak sekedar dipajang. Kalau pengunjung berminat, kita menjualnya juga kok. Ini asli barang antik," ujar Fajar lagi.
Selain ruang dalam rumah sotong sebagai bangunan utama, ada pelataran depan dan belakang. Pokok pohon Pule, dan bangku-bangku kayu dan plat besi tua berwarna hijau gelap, membuat pelataran belakang membuat pengunjung benar-benar terhenti dan terlempar ke dimensi waktu masa lalu.
"Suka di sini duduk berlama-lama sambil menikmati kopi paket kedelai rebus," ujar Latif, salah seorang pengunjung.
Ya, untuk yang datang sendiri, tersedia paket medang. Isinya bisa teh, kopi atau wedang tubruk ditambah seporsi rebusan kedelai, kacang, atau ubi.
"Minuman harganya mulai Rp 8 ribu dan makanan mulai Rp 12 ribu. Kami buka dadi jam dua siang, last order jam 10 malam," ujar Fajar lagi.(Sonik Jatmiko/Buz)
Load more