Kami melihat ada beberapa rombongan orang-orang Yahudi dengan pakaian khasnya Kapoteh dan topi Fedorah, beberapa terlihat mengenakan kemeja putih dan peci Kippah.
Firas meminta kami untuk berwudhu di dekat pintu gerbang, kemudian kami berjalan beberapa meter lalu tampak di depan mata Kubah As-Sakhrah atau The Dome of The Rock.
Setelahnya kami benar-benar menikmati detik demi detik apa yang ada di depan mata. Sarah Fathoni salah satu jemaah bilang ini seakan mimpi. Tak henti-hentinya ia mengucap kalimat thoyyibah.
Firas kemudian mengajak kami memasuki Kubah As-Sakhrah, Kubah Emas yang biasa hanya bisa kami lihat di foto-foto atau video. Percayalah, melihatnya secara langsung jauh lebih indah.
Suasana syahdu terasa begitu kami memasukinya, ada banyak kakek-kakek yang duduk di kursi khusyuk mengaji.
Kami langsung melaksanakan shalat Duhur dijama Ashar secara berjemaah bersama Ustaz Dr Abdul Kadir.
Setelah itu, Firas menjelaskan sejarah Masjid Al-Aqsa. Dia memulai penjelasannya dengan bertanya.
“Mana yang disebut Masjid Al-Aqsa, kubah emas ini atau kubah hitam di depan sana?,” tanya Firas.
“Yang benar, bukan keduanya. Masjid Al-Aqsa adalah seluruh kompleks ini yang luasnya 144.000 meter persegi, yang dikelilingi oleh benteng,” kata Firas.
Load more