tvOnenews.com – Senin (4/11/2024) menjadi hari ketiga bagi jemaah Elharamain Wisata berada di Madinah. Kami bersiap melakukan city tour, keliling tempat-tempat bersejarah di kotanya Nabi Muhammad ini.
Destinasi penting yang tak boleh dilewatkan tentunya Jabal Uhud. Gunung dengan tinggi 1.050 meter dan panjang 7 km itu punya nilai historis yang istimewa.
Nabi Muhammad menyebut gunung yang terbentuk dari batuan merah ini nanti akan kita lihat lagi di surga.
“Gunung Uhud adalah salah satu dari gunung-gunung yang ada di surga.” (HR. Bukhari).
Anas bin Malik juga menuturkan Rasulullah pernah bersabda:
"Sesungguhnya, Uhud adalah satu gunung yang mencintai kami, dan kami juga mencintainya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Riwayat lain juga menceritakan betapa spesialnya gunung Uhud. Suatu ketika Nabi Muhammad pernah menaiki gunung Uhud bersama tiga sahabat karibnya yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan.
Ketika keempatnya sudah mencapai puncak, gunung Uhud tiba-tiba bergetar. Nabi Muhammad kemudian menghentakkan kakinya sembari bersabda:
“Tenanglah kamu, Uhud. Di atasmu, sekarang adalah Rasulullah dan orang yang selalu membenarkannya, dan dua orang yang akan mati syahid.”
Seketika Uhud berhenti bergetar. Itulah salah satu tanda kecintaan Uhud kepada Rasulullah.
Gunung Uhud juga menjadi saksi peristiwa penting dalam sejarah perjuangan Islam.
Tepat pada tanggal 15 Syawwal tahun 3 Hijriah atau pada bulan Maret 625 Masehi, orang-orang kafir Quraisy Makkah datang menyerbu Kota Madinah yang semakin maju semenjak hijrahnya Nabi Muhammad.
Dalam perang ini terjadi ketidakseimbangan jumlah pasukan. Kaum muslimin di bawah kepimpinan Nabi Muhammad berjumlah 700 orang. Sementara kafir Quraisy Makkah berjumlah 3.000 orang.
Mereka tidak hanya datang dengan pasukan yang lebih banyak, tetapi juga ada sosok ahli strategi perang yang terkenal Khalid bin Walid. Saat itu beliau belum masuk Islam.
3.000 pasukan musyrikin datang dengan perlengkapan baju besi. Kaum muslimin dengan jumlah yang lebih sedikit tak gentar.
Nabi Muhammad menempatkan 50 orang pemanah di salah satu bukit gunung Uhud untuk melindungi pasukan yang bertarung di bawah.
Nabi Muhammad berpesan kepada pasukan pemanah ini agar jangan meninggalkan posisi mereka baik ketika umat muslim terlihat menang ataupun kalah.
Benar saja, pasukan musyrikin dibuat kocar-kacir dengan hujan anak panah yang dilesatkan para pemanah muslim.
Mereka mundur meninggalkan peralatan tempur dan harta perang. Melihat situasi unggul, para pemanah pun tergiur untuk turun mengambil harta perang.
Komandan regu pemanah Abdullah bin Jabir sudah mengingatkan namun tak dihiraukan, hanya enam pemanah yang tetap bertahan.
Khalid bin Walid yang melihat situasi tersebut dengan insting tajamnya balik menyerang kaum muslimin. Ia membawa pasukan berkudanya memutar untuk menyerang dari arah belakang bukit pemanah.
Dari depan pasukan Abu Sofyan ikut maju menyerang, kaum muslimin pun terhimpit di tengah-tengah.
Pasukan muslimin kewalahan, keselamatan Nabi Muhammad pun hampir terancam. Beberapa sahabat membentuk pagar hidup melindungi Nabi.
Tidak sedikit dari pasukan muslimin yang syahid dalam peristiwa ini, salah satunya adalah paman Nabi Muhammad sendiri yakni Hamzah bin Abdul Muthalib.
Kelalaian pasukan pemanah dibayar mahal. Buah ketidakpatuhan terhadap perintah Nabi itu hampir saja membunuh lebih banyak sahabat penting lainnya.
Total ada 70 sahabat Nabi yang gugur. Hal ini membuat beliau amat terpukul. Jenazah para mujahid ini dimakamkan di tanah lapang dekat gunung Uhud.
Barziarah ke Jabal Uhud membuat kita sadar bagaimana berat dan berisikonya tugas Nabi Muhammad dan para sahabatnya dalam mendakwahkan Islam.
Gunung yang terletak 6 KM dari sisi utara Masjid Nabawi ini jadi saksi pentingnya persatuan dan kesatuan dalam satu komando kepemimpinan.
30 menit perjalanan dari Kota Madinah, ada destinasi wisata alam bernama Jabal Magnet. Di sini, kendaraan bermotor bisa melaju tanpa menyalakan mesin. Kecepatannya bisa mencapai lebih dari 100 km/jam.
Keanehan Jabal Magnet itu pertama kali dialami oleh seorang Arab Badui. Di tengah perjalanan ia menghentikan mobilnya untuk buang air kecil.
Dengan terburu-buru ia langsung mematikan mesin mobil tapi lupa menarik rem tangan. Setelah selesai buang air kecil ia kaget melihat mobilnya melaju sendiri bahkan semakin kencang tak terkejar.
Mobil orang Arab Badui itu baru bisa berhenti setelah terperosok ke dalam pasir di tepi jalan Jabal Magnet.
Setelah diteliti, rupanya keanehan di Jabal Magnet ini disebabkan karena adanya endapan lava alkali basaltik yang luasnya mencapai 180.000 kilometer persegi.
Adanya rekahan Makkah-Madinah-Nufud Volcanic Line membuat lava yang seharusnya berada di dalam kerak bumi itu muncul ke lapisan dekat permukaan tanah.
Kondisi itu menyebabkan efek magnetik yang kuat sehingga bus besar pun bisa melaju sendiri dengan kecepatan mencapai 120 km/jam.
Menyadari Jabal Magnet menjadi daya tarik pariwisata, pemerintah Arab Saudi membuat fasilitas berkuda, naik onta, hingga ATV di wilayah sekitarnya.
Ada pula tenda-tenda tempat beristirahat dan penjual es krim di sana. Pemandangan gurun pasir dan perbukitan batu yang indah amat sayang dilewat untuk dijadikan latar belakang foto.
Load more