“Harapannya, kedepan bisa berkembang lagi dan menjadi salah satu edukasi wisata kopi untuk wilayah Jawa Tengah,” tuturnya.
Sementara, salah satu petani kopi Batang Burokhim mengatakan, dalam Open Trip tersebut ia mengajarkan tentang pengenalan kopi di Kabupaten Batang.
“Contoh tadi ada masalah petik, proning, dan perawatan. Kebanyakan produksi berapa untuk pertahun. Biasanya kebun dikeliling bisa 11 ton hingga 12 ton per tahun,” jelas Burokhim.
Salah satu yang menarik di kebun yang dijelasikan Burokhim adalah jenis kopi ekselsa (coffea excelsa) yang varietasnya terdapat di kebunnya, telah diklasifikasikan ulang sebagai anggota keluarga jenis Liberika. Namun, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga banyak para penikmat kopi masih menganggapnya sebagai spesies terpisah.
“Karakteristik kopi ekselsa sangat unik dan sering digunakan sebagai campuran kopi arabika dan robusta membuat cita rasa yang muncul menjadi lebih kompleks. Rasa yang tercipta dari jenis biji kopi ini agak seperti buah dan beberapa penikmatnya mengatakan bahwa rasanya seperti tart atau 'light roast',” terangnya.
Untuk tahun ini dari luasan lahan 6.000 hektar lebih saja ada penambahan 15 hektar dan untuk pendampingan petani ada 3000 lebih. Dengan 1 juta bibit, kita perkiraan produksinya bisa mencapai 1.000 ton lebih per tahun.
“Semoga, para pecinta kopi bisa mengenal dan mengetahui berbagai jenis varietas kopi tidak hanya menyeduhnya dan meminumnya saja,” ujar dia. (Edi Mustofa/Buz)
Load more