Kudus, Jawa Tengah - Selain dikenal dengan sebutan Kota Kretek, Kabupaten Kudus juga memiliki beragam kuliner. Salah satunya Nasi Pindang Kerbau. Kuliner yang sarat makna toleransi tersebut kini menjadi buruan para pemudik yang melintas di jalur Pantura Jawa Tengah.
Sekilas, Nasi Pindang Kerbau hampir mirip dengan Nasi Rawon yang dikenal di Jawa Timur. Namun memiliki perbedaan di bumbu dan cara penyajiannya dilapisi lembaran daun pisang.
Untuk menjumpai kuliner nasi pindang kerbau khas Kudus ini tidaklah sulit. Salah satunya dapat dijumpai di pusat kuliner khas Kudus kawasan Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, tepatnya di Taman Bojana.
Sebagai pelengkap, nasi pindang kerbau juga dapat dicampur dengan sambal kecap, sate telur puyuh, sate jeroan, sate paru dan banyak lainnya yang tersedia di meja menu.
Para penikmat nasi pindang kerbau mengaku, makanan khas Kudus ini menjadi obat kangen. Daging kerbaunya yang empuk, serta kuahnya yang gurih begitu menggugah selera.
“Ini makan nasi pindang bareng keluarga, kangen soalnya. Rasanya enak dagingnya empuk, dan kuahnya juga gurih,” ungkap Ilhas Ulil, pelanggan pindang kerbau.
Sementara salah satu pedagang nasi pindang kerbau mengatakan, yang membedakan Pindang kerbau dengan nasi Rawon maupun nasi Gandul dari Pati yaitu di penyajiannya yang ditambah daun melinjo dan menggunakan bahan dasar daging kerbau.
“Mirip nasi rawon tapi ini pakai daging kerbau. Agar dagingnya menjadi empuk, direbus dulu hingga tiga jam. Untuk kuah pindang kerbau, pakai bumbu kemiri, bawang merah, bawang putih, kluwak, tumbar, jinten, garam, terasi dan gula secukupnya,” ujar Bambang Maryanto, pedagang nasi pindang kerbau di Taman Bojana.
Di musim mudik Lebaran kali ini, nasi pindang kerbau menjadi buruan para pemudik yang melintas di jalur pantura Kudus, Jawa Tengah. Dalam sehari, pedagang nasi pindang bisa menjual antara 30 hingga 50 porsi nasi pindang kerbau.
Selain rasanya yang lezat, dalam sepiring pindang kerbau ternyata menyimpan makna toleransi yang diajarkan Wali Songo saat menyebarkan Islam di Kudus. Adalah Sunan Kudus yang konon berpesan agar tidak menyembelih sapi untuk menghormati umat Hindu pada saat itu, karena sapi adalah hewan yang disakralkan oleh umat Hindu. Sebagai gantinya dipilihlah daging kerbau. Petuah dari Sunan Kudus tersebut masih dipegang teguh warga Kudus hingga sekarang.
Nah bagaimana? Bagi anda pemudik yang melintasi jalur pantura Kudus, tak ada salahnya mampir untuk mencicipi kuliner yang satu ini. (gml/ito)
Load more