Wonosobo, Jawa Tengah - Makan di restoran atau kafe mewah dan kekinian mungkin sudah biasa.
Di Wonosobo ada warung makan yang khusus menyajikan olahan opor daging enthok.
Uniknya, para pengunjungnya bisa menyantap makanan langsung dari pawon yang masih kental dengan nuansa zaman dahulu.
Bahkan, rasanya seperti makan di rumah nenek di kampung halaman. Namanya adalah Warung Makan Enthok Bu Siti.
Letaknya tepat di pinggir jalan jalur utama menuju Kabupaten Purworejo atau Kecamatan Kalikajar, yakni ke arah timur pusat Kota Wonosobo.
Pengunjung hanya butuh sekitar 20 menit perjalanan menggunakan kendaraan bermotor untuk sampai ke lokasi.
Berbeda dengan warung makan lainnya, pengunjung akan langsung menuju pawon ketika masuk ke warung makan ini.
Nah, di dapur yang berdinding anyaman bambu inilah kita akan dibawa bernostalgia dengan nuansa zaman dahulu ketika masa penjajahan Belanda.
Di sini pengunjung bisa mengambil sendiri nasi yang disediakan dalam bakul (tempat nasi dari bambu) sepuasnya.
Bahkan, dengan tambahan sambal cabai rawit hijau dan lalapan daun singkongnya.
Cara memasaknya yang masih menggunakan tungku kayu bakar ditambah dengan kepulan asapnya menambah suasana serasa berada di dapur di daerah sangat terpencil jauh dari perkotaan.
“Memang dari dulu kita sajikan masakan ndeso mulai dari nasi dan daging enthoknya ambil sendiri sepuasnya sesuai selera. Jadi ketika datang ke sini pembeli rasanya bebas dan puas soalnya warung makan yang seperti ini sekarang sudah jarang,” ujar pemilik warung makan daging enthok, Yusuf Suroso.
Dia mengatakan memasaknya masih menggunakan cara tradisional dan membuat bumbu opor dari rempah pilihan sehingga makin meresap hingga ke dalam daging.
Meski tak ada kesan mewah dan elegan, namun warung opor enthok ini selalu ramai dan laris diburu oleh pembeli dari dalam maupun luar Kota Wonosobo.
Bahkan, dalam sehari warung makan ini dapat menghabiskan hingga 50 ekor enthok.
“Dalam sehari bisa habis 30 hingga 50 ekor enthok. Bahkan, kalau liburan Sabtu dan Minggu bisa lebih. Bisa sampai 100 ekor sehari,” jelasnya.
Dibanding rasanya yang nikmat, harga seporsi opor daging enthok, nasi, lalapan, sambal dan teh manis terbilang cukup murah, yakni Rp 25 ribu per porsinya.
“Seporsinya Rp 25 ribu. Bebas mau yang dada, paha atau kepala. Terserah mau ambil sesuai seleranya sendiri. Terus nasi juga ambil sepuasnya. Mau tambah 2 atau 3 kali monggo tinggal ambil saja. Harganya tetap sama Rp 25 ribu,” terangnya.
Menurut salah satu pembeli di Warung Enthok Bu Siti asal Banjarnegara, Khayatul Makki, opor enthoknya lezat karena bumbu rempahnya sangat terasa.
Suasana makan di dapur juga membuat pembeli seakan kembali dan bernostalgia ke masa kecil.
“Saya jauh-jauh dari Banjarnegara karena di sini memang opor enthoknya bumbu rempahnya terasa sekali. Suasana pawon ini membuat seperti bernostalgia ke masa kecil di kampung saya dulu seperti terbawa kembali ke alam masa lalu dengan suasana yang begitu natural,” ungkapnya.
Nah, buat kalian tengah melintas atau sedang berkunjung ke Wonosobo dan penasaran ingin mencoba makan dengan sensasi rasa dan suasana yang berbeda, Warung Makan Enthok Bu Siti bisa dikunjungi dan buka mulai pukul 07.00 WIB hingga 19.00 WIB.
Selamat mencicipi! (rbo/nsi)
Load more