LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Ahli Forensik, dr Sumy Hastry Purwanti Membeberkan Kondisi Jenazah Mbah Maridjan saat Ditemukan.
Sumber :
  • Kolase tvOnenews.com

Terungkap Kondisi Terakhir Jasad Mbah Maridjan saat Erupsi, Ini Kesaksian Ahli Forensik dr Sumy Hastry

Hari ini tepat 12 tahun yang lalu peristiwa erupsi Gunung Merapi yang turut menewaskan sang juru kunci, Mbah Maridjan. dr Sumy Hastry Purwanti beri kesaksian.

Jumat, 17 Maret 2023 - 22:03 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Hari ini tepat 12 tahun yang lalu peristiwa erupsi Gunung Merapi yang turut menewaskan sang juru kunci, Mbah Maridjan.

Kondisi terbaru, Gunung Merapi kembali luncurkan awan panas guguran yang terjadi pada (11/3/2023) pada pukul 12.12 WIB, hingga kini awan panas guguran masih terjadi.

Saat ini status Gunung merapi berada pada level Siaga (Level III). Aktivitas vulkanik ini mengingatkan kembali peristiwa erupsi di tahun 2010 silam yang menewaskan Mbah Maridjan.

Mbah Maridjan yang dikenal sebagai juru kunci Gunung Merapi ikut menjadi korban erupsi Merapi yang terjadi pada 26 Oktober 2010.

Baca Juga :

Beredar kabar bahwa Mbah Maridjan sujud saat pertama kali ditemukan dalam peristiwa erupsi merapi. Ahli Forensik dr Sumy Hastry Purwanti atau disapa dr Hastry memberikan penjelasan terkait kondisi sebenarnya akan jenazah Mbah Maridjan.

Diketahui, jenazah Mbah Maridjan diautopsi di Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta. Di mana Dokter Forensik dr Sumy Hastry Purwanti memberikan kesaksiaannya saat bertugas mengidentifikasi korban di Yogyakarta.


dr Sumy Hastry Purwanti (Ahli Forensik) dan Denny Darko.

Hal itu diungkap oleh dr Hastry saat menjadi narasumber di kanal Youtube Pesulap Denny Darko.

Saat itu Hastry tengah bertugas sebagai Kepala Urusan Kedokteran Forensik di RS Bhayangkara, Semarang, Jawa Tengah.

"Sesaat jadi begitu meletus itu (Gunung Merapi), katanya semburan awan panas sama abunya sampai kota Magelang, Muntilan dan kita ditelpon tim saya untuk membantu," ucap dr Hastry.

Berdasarkan pengakuan dr Sumy Hastry, dirinya langsung bergegas menuju Yogyakarta dan sejumlah wilayah di Kabupaten Jawa Tengah untuk mengecek korban Gunung Merapi.

“Itu saya ngalamin, katanya Mbah Maridjan jadi korban. Kebetulan saya langsung ke Jogja tapi sebelumnya mampir ke wilayah Kabupaten Jawa Tengah dulu ya, kayak Magelang, Muntilan, untuk lihat kira-kira ada jenazah atau korban atau tidak,” sambungnya.

Ahli Forensik Polri bahwa korban ternyata lebih banyak di Yogyakarta dibandingkan sekitar Kabupaten Magelang.

"Kita sempat istirahat seadanya di mobil dengan tim dan besoknya ditelpon disuruh geser ke Jogja, karena ternyata korbannya malah lebih banyak di Jogja,” kata dr Hastry.

Setelah tiba di Yogyakarta, dr Sumy Hastry membantu mengidentifikasi korban yang terkena awan panas dan guguran abu Gunung Merapi, di mana salah satunya adalah Mbah Maridjan.

Proses identifikasi dipusatkan di Rumah Sakit Sardjito.

“Pasti jenazah akan sulit untuk dikenali kena awan panas dan semburan debu. Kita bekerja dan kita identifikasi itu kayak Covid, jadi kita harus lengkap pakai APD. Kalau gak kan bisa masuk ke pernapasan kita. Alhamdulillah kalau yang dikenal bisa langsung dikebumikan, kalau belum ya kita berusaha identifikasi. Ternyata beberapa hari kemudian kita Identifikasi itu Mbah Maridjan,” pungkas dr Hastry. 


Mendiang Mbah Maridjan, sang juru kunci Gunung Merapi. (ist)

Guna memastikan keakuratan data para korban Gunung Merapi, rekan dokter dr Sumy Hastry mengumpulkan data langsung ke keluarga korban di pengungsian.  

“Teman-teman juga ada yang ke TKP untuk membantu menanyakan data-data antemortem di pengungsian. Kira-kira keluarga yang hilang itu siapa namanya, ciri-cirinya apa karena kita yang di kamar jenazah memeriksa data jenazah tersebut,” lanjutnya.

Bukan bersujud,  dr Sumy Hastry Purwanti memberikan kesaksian soal kondisi terakhir Mbah Maridjan

Ahli Forensik Patologi dr Sumy Hastry mengungkapkan kondisi para korban erupsi Gunung Merapi yang ditemukan tim evakuasi.

"Kena abu putih panas semua, abu yang putih tapi panas," ujar dr Hastry.

Dr Sumy Hastry Purwanti menegaskan bahwa salah satu penyebab banyaknya korban yang meninggal dalam bencana tersebut yakni menghirup abu vulkanik yang disemburkan Gunung Merapi. Para korban juga ditemukan dalam keadaan tertutup debu panas.

“karena terhirup (abu panas) saluran napasnya, terhirup masuk awan panas sama pasir jadi satu, jadi langsung meninggal ditempat. (Tubuhnya) tertutup debu panas itu, kayak patung lilin putih,” sambungnya. 


Ahli Forensik dr Sumy Hastry Purwanti.

Selain itu, debu panas Gunung Merapi membuat jasad para korban mengeras dan sulit diidentifikasi.  

“(Wajahnya) keras juga, tertutup ya jadi usahakan kita kerok. Kita lihat apakah mungkin ada cacat lain. Dari baju juga sulit sekali diidentifikasi karena tertutup debu panas,” kata dr Hastry.

Diketahui, erupsi Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010 terjadi pada malam hari ketika masyarakat sedang beristirahat dan terlelap tidur.

"Iya (jasad korban kaku), ada yang duduk, ada yang meringkuk gitu. Dan mbah Maridjan waktu itu posisi memang sedang istirahat," kata dr Sumy Hastry.

Lalu, dr Hastry mengatakan bahwa Mbah Maridjan ditemukan bukan dalam keadaan bersujud melainkan di posisi tidur.

“Karena posisi tidur, jadi kesannya seperti bersujud. Tapi sebetulnya dia kayak menahan atau menekuk karena ketegangan otot tubuhnya. Jadi kesannya kayak sujud padahal ya tidak posisi tidur aja,” lanjutnya

Kabiddokkes Polda Jawa Tengah (Jateng) ini juga mengatakan bahwa jasad Mbah Maridjan baru bisa dievakuasi 3 atau 4 hari setelah erupsi Gunung Merapi.

"Kayaknya hari ketiga atau keempat baru ditemukan di rumahnya," ungkap dr Sumy Hastry.

Dia mengatakan bahwa Tim Dokter Forensik bekerja dengan sangat cepat agar para korban erupsi Gunung Merapi dapat segera dimakamkan. 

Selain itu, abu panas yang tersisa tidak memberikan dampak kepada para dokter yang bertugas.

“Lah itu memang kita identifikasinya biar cepat aja dan segera dimakamkan karena kan debu panasnya juga dapat mengganggu kami dan tim, biar pemerintah Kota Yogyakarta juga dapat jelas nih yakin jumlah total semuanya berapa. Jadi misal kalau ada lagi letusan, ibaratnya kan sudah siap dan tidak terpaku untuk tinggal disitu dan mau dievakuasi,” tandas dr Hastry.

Lebih lanjut, ia menceritakan bahwa melakukan proses evakuasi, ada tim Basarnas yang turut menjadi korban.

"Tim Basarnas yang mengevakuasi ada juga yang menjadi korban, kita mengenali dari bajunya," jelasnya.

“Kita berhasil menemukan dan melihat korban dalam hal ini adalah Mbah Maridjan, dan tidak seperti yang disebutkan bersujud karena memang rata-rata seperti itu, karena dia berusaha melindungi dirinya,” lanjut dr Hastry.

Diketahui, imbas erupsi Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010 menewaskan lebih dari 333 Jiwa, termasuk Mbah Maridjan.

Beberapa fakta yang dapat terlihat dari ganasnya letusan Gunung Merapi dapat terlihat salah satunya di Museum yang terletak di Yogyakarta, yakni Museum Sisa Hartaku. (rka/ind)

Dapatkan berita menarik lainnya dari tvOnenews.com di Google News


 

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Kepulauan Sangihe Dilumpuhkan, Ini Motifnya

Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Kepulauan Sangihe Dilumpuhkan, Ini Motifnya

Terungkap motif pembunuhan disebabkan karena faktor cemburu, dimana antara korban dan tersangka diduga berpacaran.
Liga Inggris: Arne Slot Bawa Kabar Buruk, 2 Bintang Liverpool Berpotensi Absen Lawan Real Madrid dan Manchester City

Liga Inggris: Arne Slot Bawa Kabar Buruk, 2 Bintang Liverpool Berpotensi Absen Lawan Real Madrid dan Manchester City

Pelatih Liverpool, Arne Slot sampaikan kabar buruk terkait dua pemain pentingnya jelang laga big match kontra Real Madrid dan Manchester City.
Keputusan FIFA Ini Bisa Untungkan Saingan Timnas Indonesia, Skuad Shin Tae-yong Siap-siap Hadapi...

Keputusan FIFA Ini Bisa Untungkan Saingan Timnas Indonesia, Skuad Shin Tae-yong Siap-siap Hadapi...

Tim saingan Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong akan mendapat keuntungan besar dari keputusan FIFA ini, apa keputusan FIFA yang dimaksud? Apa pengaruhnya?
Oknum Ketua RT di Maros Diduga Aniaya Warga Akibat Beda Pilihan di Pilkada 2024

Oknum Ketua RT di Maros Diduga Aniaya Warga Akibat Beda Pilihan di Pilkada 2024

Seorang warga berinisial M Nasir melaporkan oknum Ketua RT berinisial KD atas dugaan penganiayaan ke Polres Maros, Sulawesi Selatan.
Hasil Perebutan Juara 3 Livoli Divisi Utama 2024: Bank Jatim Kalahkan TNI AU Electric Tanpa Ampun

Hasil Perebutan Juara 3 Livoli Divisi Utama 2024: Bank Jatim Kalahkan TNI AU Electric Tanpa Ampun

Tim voli putri Bank Jatim berhasil menyabet juara ketiga usai mengalahkan TNI AU Electric di Livoli Divisi Utama 2024 pada Jumat (22/11/2024) malam WIB.
Saat IHSG Alami Penguatan, Saham Sektor Barang Konsumsi Non Primer Justru Makin Loyo, Kenapa?

Saat IHSG Alami Penguatan, Saham Sektor Barang Konsumsi Non Primer Justru Makin Loyo, Kenapa?

IHSG ditutup menguat 54,66 poin atau 0,77 persen ke posisi 7.195,57. 
Trending
Lupakan Kemenangan atas Arab Saudi, Media Belanda Beri Kabar Buruk untuk Timnas Indonesia Jelang Hadapi Australia pada Maret 2025

Lupakan Kemenangan atas Arab Saudi, Media Belanda Beri Kabar Buruk untuk Timnas Indonesia Jelang Hadapi Australia pada Maret 2025

Jelang hadapi Australia di lanjutan babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia pada Maret 2025 mendatang, media Belanda sampaikan kabar buruk untuk Timnas Indonesia.
Bung Towel Sebut Jay Idzes Kumpulkan Pemain Tanpa Staf hingga Singgung soal Krisis Kepercayaan

Bung Towel Sebut Jay Idzes Kumpulkan Pemain Tanpa Staf hingga Singgung soal Krisis Kepercayaan

Timnas Indonesia berhasil menaklukan Arab Saudi 2-0 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (19/11/2024). 
Tanpa Shin Tae-yong, Jay Idzes Sampai Bilang Begini di Ruang Ganti Jelang Laga Kontra Arab Saudi, Kapten Timnas Indonesia: Ingat Untuk Siapa Kalian Bermain

Tanpa Shin Tae-yong, Jay Idzes Sampai Bilang Begini di Ruang Ganti Jelang Laga Kontra Arab Saudi, Kapten Timnas Indonesia: Ingat Untuk Siapa Kalian Bermain

Suasana ruang ganti Timnas Indonesia penuh semangat setelah Kapten Timnas Indonesia, Jay Idzes menyampaikan hal ini meskit tanpa Shin Tae-yong. Jay Idzes bilang
3 Legenda Sepak Bola Dunia Turun Gunung Kunjungi Indonesia Usai Laga Timnas Indonesia Kontra Arab Saudi, FIFA Sampai Beri Arahan Untuk...

3 Legenda Sepak Bola Dunia Turun Gunung Kunjungi Indonesia Usai Laga Timnas Indonesia Kontra Arab Saudi, FIFA Sampai Beri Arahan Untuk...

3 Legenda sepak bola dunia kunjungi Indonesia usai laga Timnas Indonesia kontra Arab Saudi. Dennis Wise dari Chelsea, Eric Abidal dari Barcelona, legenda Italia
Tak Perlu Dinaturalisasi, 3 Diaspora Ini Layak Dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia Buat Piala AFF 2024

Tak Perlu Dinaturalisasi, 3 Diaspora Ini Layak Dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia Buat Piala AFF 2024

Tampil di luar negeri dan tak perlu lagi dinaturalisasi, para diaspora ini layak dipanggil Shin Tae-yong untuk perkuat Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2024.
Anak Kesayangan Jose Mourinho Tunda Tawaran Naturalisasi Timnas Indonesia, Pilih Tunggu Dipanggil Belanda Meski Sulit

Anak Kesayangan Jose Mourinho Tunda Tawaran Naturalisasi Timnas Indonesia, Pilih Tunggu Dipanggil Belanda Meski Sulit

Punya garis darah keturunan Indonesia membuat Jayden Oosterwolde menjadi sorotan untuk bergabung membela Timnas Indonesia
Bawa-bawa Asnawi Mangkualam, Coach Justin Tegas Tak Restui Keinginan Rizky Ridho untuk Main di Liga Thailand: Lu Kalau Bisa Jangan...

Bawa-bawa Asnawi Mangkualam, Coach Justin Tegas Tak Restui Keinginan Rizky Ridho untuk Main di Liga Thailand: Lu Kalau Bisa Jangan...

Coach Justin nyatakan ketidaksetujuannya pada Rizky Ridho yang ingin berkarier di Liga Thailand. Singgung performa menurun Asnawi Mangkualam yang melempem.
Selengkapnya
Viral