Jakarta, tvOnenews.com - Ustaz Khalid Basalamah buka suara soal ramainya berbagai pihak yang menudingnya sebagai anti NKRI dan cap radikalisme.
Beberapa acara ceramahnya juga pernah dibubarkan paksa, seperti saat akan mengisi ceramah di Masjid Shalahuddin, Sidoarjo, pada Sabtu (4/3) tahun 2017 lalu.
Ustaz Khalid Basalamah hadir sebagai narasumber di Podcast Close The Door milik mantan pesulap Deddy Corbuzier.
Pendakwah kelahiran Makassar 47 tahun yang lalu tersebut, mengungkapkan bahwa potongan video itu berasal dari ceramahnya di salah satu masjid di Jatinegara, Jakarta Timur pada tahun 2017.
Kala itu, salah seorang jamaah bertanya kepadanya soal anaknya yang dipaksa untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya di Sekolah.
Ustaz Khalid Basalamah saat menjadi narasumber di Podcast Close The Door Deddy Corbuzier.
Jika tidak menyanyikan lagu kebangsaan tersebut, anak itu akan dimarahi. Dalam konteks pertanyaan yang dilontarkan sang jamaah, Khalid menyarankan agar tak ikut menyanyikan lagu Indonesia Raya
"Maka saya menjawab waktu itu, lingkup sesuai yang dia tanya masalah dia di sekolah anaknya, itu saja. Maksud saya adalah saya jangan ikut, atau nggak usah ikut di waktu itu pada saat anaknya lagi nggak mau," tuturnya yang dilansir dari tayangan Youtube CloseThedoor Clips, pada Sabtu (29/4).
"Bukan ini umum untuk ke semuanya, karena spontanitas, karena namanya pertanyaan yang tidak disusun sebelumnya, maka saya langsung jawab saja gitu," sambungnya.
Dalam kesempatan wawancara di podcast tersebut, Ustaz lulusan studi S1 di Universitas Islam Madinah (Arab Saudi) ini menegaskan bahwa pihaknya tak melarang untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Sebab, menurutnya, lagu ciptaan Wage Rudolf Supratman tersebut sudah sangat akrab dengannya dari kecil, karena berisi syari pejuang kemerdekaan.
"Saya juga warga Indonesia, dari kecil saya nyanyi itu, cuma kan tidak enak di medsos saya tawarin apa perlu saya nyanyikan lagu Indonesia Raya. Karena itu (lagu Indonesia Raya) sudah di luar kepala kita semua dari kecil," ungkapnya.
Ustaz Khalid Basalamah juga mengklarifikasi soal pertanyaan dan jawaban yang diberikan pada saat ceramahnya tentang larangan menyanyikan lagu Indonesia.
"Betul-betul pertanyaan pada saat itu, seorang Ayah menanya tentang sekolah anaknya, yang saya tangkap itu tidak mau ikut nyanyi," ujarnya.
"Juga saya tangkap pada waktu itu, betul-betul saat itu, bukan setiap saat. Karena kan di SD, SMP, SMA di sepanjang kita jadi warga negara Indonesia kan selalu ada lagu ini, jadi bukan untuk selamanya," tambahnya.
Ustaz Khalid Basalamah.
Lebih lanjut, Penceramah yang pernah mendapat Dai kehormatan dari Multaqo Ad Du'at dan Ulama Asia Tenggara ini menyebut bahwa masalah pernyataannya ini dibesar-besarkan.
"Kesannya ini,'udah ini pemahaman radikalis, ini berarti anti Indonesia,'apalagi sampai keluar saja dari Indonesia," imbuhnya.
"Siapa orang ini yang harus mengusir saya dari Indonesia, saya lahir di Indonesia, orang tua saya orang Indonesia," lanjutnya.
Ustaz Khalid juga menceritakan ketika ayahnya meninggal karena terserang Covid 19, pada tanggal 7 bulan tahun 2020 lalu.
Bahkan, ketika ayahnya meninggal dirinya tidak ikut memandikan, karena mengikuti protokol Pemerintah.
"Artinya saya ingin datangkan ini loh, jika saya seakan-akan tidak layak menjadi warga negara ini misalnya, atau tidak membela NKRI," ujarnya.
"Hal yang kecil masalah protokol itu saya sudah suruh ikutin, bahkan Ayah kami sudah kami terima dalam peti. Saya pun mensholati beliau tuh di kondisi saya tidak lihat lagi wajahnya," ucapnya.
Bahkan, ketika mengantarkan ke tempat peristirahatan terakhir sang ayah, Khalid Basalamah hanya mengantarkan sampai pagar kuburan karena mengikuti protokol pemerintah. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more