tvOnenews.com - Belakangan ini kisah-kisah dibalik penjara atau lapas tengah ramai menjadi perbincangan setelah artis Uya Kuya mengundang mantan narapidana atau napi ke kanal youtubenya untuk bercerita mengenai praktik-praktik ilegal di dalam penjara.
Keterangan dari mantan narapidana itu juga sempat dibenarkan oleh salah satu aktor senior yang juga pernah mendekam di dalam penjara yakni Tio Pakusadewo saat dirinya juga diundang ke kanal youtube Uya Kuya Tv di kesempatan yang berbeda.
Mulai dari situlah kisah-kisah di balik jeruji besi mulai menarik perhatian masyarakat tentang bagaimana para kehidupan para napi di dalam penjara yang ternyata masih bisa melakukan aktivitas ilegal di dalamnya.
salah satu kanal youtube yang juga mengorek kisah ini adalah kanal youtube langit entertainment yang mengahdirkan beberpa narasumber mantan-manatan napi yang kerap keluar masuk penjara.
Pada kesempatan tersebut, ketiga napi bercerita bagaimana pengalaman hidup mereka ketika mendekam di dalam jeruji besi.
Dimana mereka bercerita kalau kehidupan di penjara bak sebuah neraka bagi mereka yang tak punya uang dan seperti surga bagi yang punya uang.
Salah satu napi yang bernama Farid mengatakan kalau kegiatan dirinya selama di penjara hampir sama seperti kehidupannya di luar penjara dimana ia menghabiskan waktu dengan bermain kartu hingga minum-minuman keras didalam.
"Ya kalo di dalam penjara kegiatannya paling kegiatannya main kartu, (beli) minum kita bisa nyuruh. Kalu dibesuk nih kita dikasih uang nih sama saudara kita, malamnya kita nyuruh polisinya buat beli minum," ujar Farid.
Ia mengatakan kalau pada saat ia dipenjara, ketika dirinya ingin membeli minuman keras ia bisa meminta penjaga lapas untuk membelikan ia minuman keras dengan memberikan imbalan.
"Seandainya jaman dulu minuman harganya Rp 20 ribu, kita kasihnya Rp 50 ribu nanti malam nya dibawain minuman sama mereka yang penting ada duit ya pokoknya," sambungannya.
Bahkan Farid bercerita kalau dirinya dan teman-temannya kerap melakukan pemalakan kepada napi-napi lain untuk membeli berbagai macam kebutuhan di dalam penjara.
"Kita malakin napi napi lain atau kita nongkrong di ruang besuk, orang abis di besuk kita palakin,"
Namun resiko yang bisa diterima jika tertangkap atau ketahuan melakukan pemalakan pada napi lain, ia mengaku bisa mendapatkan hukuman yang berat dari para petugas lapas.
"Ketika kita ketahuan malak-malakin sudah kita disetrum sama petugasnya atau masuk sel tikus bisa sampai 3 hari ada yang seminggu juga," terangnya.
Sementara itu, berbeda dengan Farid, napi lainnya yang bernama Andi mengaku kalau selama didalam penjara ia memiliki seorang bos. Bos yang ia maksud adalah sesama napi yang memiliki banyak uang sehingga ia bisa berkuasa di dalam penjara.
"Kalau saya punya bos besar di dalam penjara, dia dari keluarga artis lah jadi saya kerja sama dia mengawal-ngawal dia didalem penjara karena kan di dalem banyak saingan bos sama bos dari berbagai suku," jelas Andi.
Andi juga menjelaskan kalau bos besar yang ia maksud ini kerap mempekerjakan napi-napi lain karena dirinya memiliki uang sehingga bisa membayar napi-napi lain untuk mempermudah atau memperlancar segala kebutuhannya di dalam penjara.
"Kalo bos saya nih kan gapunya bendera (kelompok) jadi yang kerja sama dia dari suku mana aja dan karena dia banyak duitnya aja jadi banyak yang kerja sama dia," terang Andi.
Bahkan Andi mengaku kalau dirinya siap pasang badan untuk bosnya jika ada masalah yang menimpanya.
"Tapi bukan mengawal dia dari musuh, kaya memperlancar pekerjaan dia, ambilan barang dia, pake nama saya buat keperluan dia jadi begitu di grebek petugas yang pasang badan saya," sambungnya.
Sementara itu mantan napi lainnya yakni Nowe mengatakan kalau hal terburuk yang ia ingat selama mendekam di dalam penjara adalah momen ketika dirinya tidak bisa membayar biaya kamar di dalam lapas.
Karena menurutnya ketika ia tidak bisa membayar kamar di dalam penjara, mau tidak mau ia harus tidur diluar kamar penjara di lorong lorong yang ada di dalam penjara.
"Kenangan terburuk yang saya ingat sih, kalo kita ga bayar uang kamar, kita harus tidur di lorong penjara. Istilahnya itu anak hilang, jadi kaya kita ga diurus sama keluarga gitu," kata Nowe.
Saat ini para napi itu mengaku kalau mereka sudah meninggalkan dunia kejahatan selepas keluar dari penjara dan enggan kembali masuk kedalam penjara mengingat betapa kerasnya hidup di dalam penjara.
Karena selepas mereka keluar dari penjara pandangan negatif dari orang-orang tidak bisa mereka hindari, entah mereka berbuat jahat atau tidak padangan orang disekitar mereka akan menganggap kalau mereka seorang yang jahat. (akg)
Load more