tvOnenews.com – Sisi gelap Lapas wanita diungkapkan oleh eks narapadina, mulai dari perlakukan yang tidak sesuai hak asasi manusia (HAM) hingga bisnis jual beli anak di dalam penjara. Mirip kisah Tio Pakusadewo?
Kini, satu persatu eks napi hingga sipir turut mengamininya. Dilansir dari kanal Youtube Uya Kuya, eks napi wanita turut membongkar ‘borok’ sistem di dalam lembaga permasyarakatan (Lapas).
Seorang mantan napi wanita dengan identitas dirahasiakan mengungkapkan bahwa penghuni Lapas kerap dimintai ‘uang setoran’ berdalih pembangunan Lapas. Jika menolak maka napi tersebut akan dipindahkan ke strap cell.
Di hadapan Uya Kuya, wanita eks napi tersebut mengenang kembali saat dirinya melakukan pelanggaran bermain handphone dan tidak membayar uang setoran. Ia pun mendekam di strap cell selama hampir 4 bulan.
Berdasarkan pengakuannya, di dalam sel tersebut tidak disediakan penerangan dan hanya diberikan sedikit air dalam ember kecil.
“Ya, nanti lampunya dimatiin gitu terus airnya hanya satu baskom kecil yang ember kaya ember cat gitu. Nah, itu dijadikan buat sama-sama,” ungkap mantan napi.
Menurutnya, uang adalah segalanya di balik jeruji lantaran bisa digunakan untuk memperingan hukuman hingga bisa bebas lebih cepat.
“Yang saya tidak terima kenapa sih tidak ada keadilan di dalam itu, kalau yang kasih uang kenapa mereka dipercepat keluarnya,” lanjutnya.
Napi Disetrum dan Dianggap Binatang
Tak hanya itu, eks napi itu mengatakan betapa kejamnya perlakuan sipir hingga petugas di Lapas. Salah satu penghuni sel tertangkap menggunakan handphone di strap cell.
Kepala Pengamana Lapas turun langsung memberikan hukuman. Si eks napi masih ingat dengan jelas wajah oknum tersebut.
“Iya dimintain, ini yang minta Kepala Pengamanan (Lapas), masih ingat banget (wajahnya). Inisialnya PP,” kata eks napi.
Kepala Pengamanan itu hendak menghukum rekan penghuni sel dengan cara disetrum dan dilempari botol-botol.
“Dia mau disetrum sama Kepala Pengamanannya. Dengan rasa manusiawinya saya lawan belain teman. Belum sempat disetrum tapi sudah dilempari botol-botol gitu, botol parfum, botol aqua udah dilemparin teman saya. Kepala Pengamanan itu perempuan,” kenangnya.
“Jadi kawan saya ini sudah minta ampun, mohon maaf mohon maaf gitu,” lanjutnya.
Betapa terkejut sang napi ketika Kepala Pengamanan justru memberikan jawaban tak terduga. Sambil mengejek dia menyamakan napi dengan binatang.
“Jawaban yang saya ingat sampai mati pun. Seorang yang kami minta perlindungan gitu loh ngomongnya kami disamakan dengan binatang. Dia sambil tertawa ‘jangan berharap deh mau dianggap sebagai manusia. Kalian itu tidak lebih daripada anjing peliharaan saya’,” kenangnya.
Ada Bisnis Jual Beli Anak di Lapas Wanita
Selain itu, wanita eks napi ini juga membongkar bahwa ada bisnis jual beli anak di dalam Lapas wanita. Anak yang lahir dijual ke sesama napi.
“Udah deh jangan dijual anak-anak napi, kalau ada napi yang hamil setelah anaknya lahir kemudian anaknya tuh boleh dijual ke sesama napi,” ujarnya..
Umumnya anak tersebut dijual demi bisa memenuhi kebutuhan di dalam penjara. Satu orang anak bahkan bisa dijual dengan harga puluhan juta rupiah.
“Kejadian ini ada sama teman saya dan semuanya merata. Jadi napi yang melahirkan ini tidak punya biaya di dalam penjara. Gak ada uang gitu untuk fasilitas anak dan segala macam. Kalau ada napi yang istilahnya berduit ya ditawarkan dijadikan anak angkat,” ujar eks napi tersebut.
“Dengan alasan untuk menggantikan biaya selama ibunya hamil kemudian ya melahirkan. Itu biayanya puluhan juta,” lanjutnya.
(rka)
Load more