Sebagai seorang alumni Riky juga mengaku tidak keberatan akan uang masuk yang dibebankan padanya. Kala itu dirinya dikenai biaya Rp 9 juta di awal pendaftaran untuk durasi 6 tahun pendidikan di Ponpes Al Zaytun.
Alih-alih keberatan, Riky justru mengaku profit atau diuntungkan karena biaya tersebut. Selama bersekolah ia juga tidak curiga mengenai asal muasal dari fasilitas yang didapatkan murid-murid Ponpes Al Zaytun.
Meskipun biaya pendidikan tergolong murah, ia mengasumsikan fasilitas lengkap yang didapatkan berasal dari donasi atau sedekah banyak orang.
“Bermilyaran saat itu (sedekah) yang saya dengar itu. Nah, perkara uangnya dijadikan ke masjid atau menjadi biaya operasional (pesantren) saya nggak bisa jawab. Tiap ada event (di pesantren) pasti digelar untuk bersedekah,” ungkap Riky.
Riky memang tidak menemukan keanehan saat menjadi santri di Pondok Pesantren Al Zaytun. Namun bukan berarti dirinya tidak merasakan keresahan yang sama seperti netizen terkait perkembangan Ponpes Al Zaytun belakangan ini.
Pada tim tvOne, Riky mengaku sempat akan dibai’at oleh seorang pengajar di Ponpes Al Zaytun pada tahun 2022 lalu. Menurut pengakuan Riky sosok ustaz yang datang kepadanya merupakan seorang guru Bahasa Indonesia ketika ia tengah menjadi santri.
Load more