tvOnenews.com - Nama AM Hendropriyono sudah tidak asing bagi publik, terutama karena pernah menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), kariernya pun di militer tak kalah mentereng.
Bernama asli Abdullah Mahmud Hendropriyono, AM Hendropriyono lahir pada masa pendudukan Jepang di Indonesia yakni 7 Mei 1945.
Pria kelahiran Yogyakarta itu memutuskan untuk masuk militer dengan bergabung bersama Akademi Militer (AMN) dan lulus tercatat lulus pada tahun 1967.
Jenderal yang kerap dijuluki 'The Master of Intelligence' sudah malang melintang di dunia militer dan intelijen.
Julukan ini hadir bukan tanpa sebab, melainkan karena AM Hendropriyono menjadi profesor di bidang ilmu filsafat intelijen pertama di dunia.
AM Hendropriyono, mantan Kepala BIN (Badan Intelijen Negara). (Instagram/AMHendropriyono)
Tercatat pada tahun 2014, mertua eks Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa ini pernah dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang intelijen oleh Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN).
Hendropriyono juga menjadi Guru Besar bidang intelijen pertama di Indonesia, bahkan dapat klaim pertama di dunia.
Di bidang militer, Hendropriyono telah banyak terjun di berbagai medan operasi, salah satunya ketika berhasil menyergap pimpinan Barisan Rakyat (Bara), yang bernama Sukirjan alias Siauw Ah San, pada 4 Desember 1973.
Peristiwa pedih ini kala AM Hendropriyono hadir bertempur melawan anak didiknya sendiri saat di Batujajar Bandung, Jawa Barat.
Di mana pertempuran yang dimaksud merupakan peperangan antara Komando Pasukan Khusus (Kopassus) atau yang dulu disebut Kopassandha dengan Pasukan Gerilya Serawak (PGRS) di belantara Kalimantan Barat.
Kala itu, AM Hendropriyono dan pasukan harus berperang dengan anak didik yang dirinya latih sendiri. Hal ini bisa terjadi karena pasca pergantian kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru, PGRS berstatus sebagai musuh Indonesia.
Padahal sebelumnya, diketahui PGRS tidak berada dalam posisi demikian.
(Ilustrasi) salah satu suasana pertempuran di Surabaya, Jawa Timur. (Arsipnas RI)
Saat itu PGRS dilatih oleh TNI untuk memerangi Inggris yang membantu Malaysia saat Indonesia berkonfrontasi dengan Malaysia.
Namun, ketika Presiden Soeharto naik, PGRS dicap sebagai komunis. Hal ini pun memaksa Jenderal AM Hendropriyono untuk menumpas pasukan PGRS.
Kala itu, mertua eks mantan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa ini belum bergelar jenderal, namun perwira pertama.
Profil AM Hendropriyono
Diketahui AM Hendropriyono menempuh pendidikan dasar di SR Muhammadiyah Kemayoran. Dirinya juga sempat berpindah ke SR Negeri Jalan Lematang, Jakarta. Pasca SR, Am Hendropriyono melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 5 Jakarta dan SMA Negeri 2 Jakarta.
Setelah pendidikan di bangku sekolah usia, AM Hendropriyono lantas meneruskan karier di dunia militer. Kala itu tahun 1967 dirinya masuk ke Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang.
Tidak tanggung-tanggung, AM Hendropriyono ternyata juga sempat menempuh pendidikan di luar negeri yakni di Australian Intelligence Course di Woodside (1971), United States Army Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Amerika Serikat (1980).
AM Hendropriyono juga diketahui sempat menempuh pendidikan militer di Sekolah Staf dan Komando (Sesko) ABRI (1989) dan mendapatkan anugerah Wira Karya Nugraha. (Lsn/Ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more